Descendant Of The DeathMaster
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
Navigation
 Portal
 Indeks
 Anggota
 Profil
 FAQ
 Pencarian
Latest topics
» Descendant Of The Death Master
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyThu Dec 26, 2013 9:35 am by DeathMaster

» Shirotabi Come here ^o^v
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Aug 03, 2013 3:52 am by DeathMaster

» DeepBlue Kingdom
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyThu Aug 01, 2013 7:05 am by Shirotabi

» Newsletter
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Jul 22, 2013 11:01 pm by DeathMaster

» Lily - I don't even know a milimeter of Romeo and Cinderella
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Apr 09, 2012 2:11 pm by DeathMaster

» Rules...? Sedikit aja kok!
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Apr 09, 2012 12:45 pm by DeathMaster

» Perkenalan
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyWed Dec 08, 2010 8:28 pm by DeathMaster

» Siapa Male Chara Favoritmu?
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySun Nov 28, 2010 7:30 am by DeathMaster

» Forum Rules: Read This First!
Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 11:42 pm by DeathMaster

Top posters
DeathMaster
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcapDescendant Of The Death Master - Page 5 Voting_barDescendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap 
Shirotabi
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcapDescendant Of The Death Master - Page 5 Voting_barDescendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap 
May 2024
MonTueWedThuFriSatSun
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
CalendarCalendar
Social bookmarking
Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of Descendant Of The DeathMaster on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of Descendant Of The DeathMaster on your social bookmarking website
Pencarian
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search
Poll
Siapa Male Chara Favoritmu?
Ari
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcap0%Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Tasuku
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcap50%Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap
 50% [ 1 ]
Ryo
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcap50%Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap
 50% [ 1 ]
Stats The Origin
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcap0%Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Others
Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_lcap0%Descendant Of The Death Master - Page 5 Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Total Suara : 2

 

 Descendant Of The Death Master

Go down 
Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10  Next
PengirimMessage
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:16 am

BAB 13:


Another Fears - A Death Orchesthra-

________________________________________________
________________________________________


Tasuku.


Centralia, AS.
Pukul 19:30 malam.

________________________________________________
_________________________________________


Menyingkap tirai jendela,aku melihat keluar,
Langit menghitam, saat dimana hujan akan turun…
Sekarang aku menjadi tidak suka hujan,karena hujan selalu mengingatkanku akan kebahagiaan semua yang gagal kuraih.
Dan akhir akhir ini aku terus menerus melukai, hanya untuk menyembuhkan hatiku,

Kenangan indah yang membuat hatiku tak dapat memaafkan,
Penderitaan seperti apapun,asalkan aku dapat bertemu dengannya…

Aku gila,aku menjadi gila sekarang, betul betul gila dalam kesepianku,terkurung dalam kegelapan yang hampa ini,
Dimana tidak ada seorangpun yang dapat menolong.

Meski demikian,aku masih bertanya-tanya dalam hatiku,
Setelah apa yang kulakukan,
Mengapa aku sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan ikatan yang paling ingin kuhapus dari dalam sejarahku?

Mengapa aku lari…? Bukankah selama ini aku telah benar benar belajar,
Bagaimana supaya tidak merasakan penyesalan dan perasaan manusia lainnya.
Apa yang membuatku bimbang?
Daina…
Daina…
Ya,Daina lah yang penyebabnya,aku mendustai hatiku sendiri,
Aku selalu menyakiti hatinya,membuatnya menangis, dan melimpahkan penderitaan padanya…

Jika untuk membunuhnya aku masih tidak sanggup,
Maka lebih baik jika aku tidak boleh bertemu lagi dengannya,
Aku tidak boleh membiarkan perasaan yang mengganggu ini berlarut larut,
Karena kecantikan yang membuat segala kenistaan yang melumuri tanganku kehilangan warna mereka,
Aku mengakuinya dalam hati,
Tapi aku terus berusaha menolaknya…,

Aku berjanji akan menghilang dari kehidupannya,berjanji tak akan mencarinya lagi, karenanya, dia harus bisa melupakanku…

"Kami masuk,My Lord..."
Tanpa mengetuk pintu, Luciferina dan Stast masuk kekamarku,membawa seorang pria asing dan seorang wanita.
Cukup lama aku memperhatikan siapa kiranya yang dibawa oleh mereka,sampai aku dapat mengenalinya dengan sempurna.

“Dr.Dominique…” aku menyapanya lembut,aku tidak mengenal wanita yang dibawa bersamanya,tapi jelas dia adalah asisten sang doctor.
Ia menggeletar ketakutan.

“Kami menangkapnya di laboratorium C.Corp ketika kita menginvasi
Washington D.C dan kami bingung… apa yang harus dilakukan padanya” kata Luciferina,“Kurasa otaknya memenuhi syarat, ingin dijadikan vampir atau…dibunuh saja?”
Aku menatap mata Dr.Dominique.

“Hei” kataku, duduk didepannya.

“Bukankah dulu Dr.Dominique ini pernah bilang padaku,uang adalah segalanya?”
Aku menunjuk dahinya dengan jari jariku,
“Kenapa sekarang tidak minta tolong pada uangmu?”

"Pasukan Paladin sedang bergerak menuju ke perbatasan" ujar Stast santai, "Aku cuma ingin melaporkan hal itu,"

aku hanya menanggapinya dengan sorot mata dingin,
pertempuran lagi,
dan aku harus ada disana,tentu saja.

“Dan kelihatannya kau tidak memerlukan si cantik yang satu ini?” Stast kembali memotong percakapan kami dan menarik wanita itu dari tangan Luciferina,membawanya ke sofa dan mendudukkannya di pangkuan,sekalipun si wanita memberontak.
Menciumi leher dan seluruh tubuh,merasakan harum bau kematian yang akan segera menghampiri.

Aku tidak terlalu peduli saat si wanita menjerit seram ketika Stast menggunakan kuku nya untuk merobek kulit tangan yang melapisi urat nadi,menyayat lebih dalam dan membiarkan darah segar mengalir dari sana,Stast terus membekap mulut mangsanya dengan ciuman mesra sebelum akhirnya mangsa itu melemah dan meregang nyawa.

Tanpa melihatpun ia mampu meraih salah satu dari gelas Kristal berkaki yang tersusun di meja didepannya,memeras cairan kemerahan itu,
Cumbuan ganasnya berakhir saat gelas itu nyaris terisi penuh,hanya kurang dari lima menit,
Mata nyalang miliknya menatapku sopan sebelum menyerahkan gelas ditangannya padaku,
Dan akhirnya,ia sendiri sibuk menyesap darah yang tersisa dari jasad mangsanya yang telah kaku.

Kembali pada Dr.Dominique,
aku mengangkat gelas ditanganku,tersenyum bersahabat dan sengaja melakukan gerakan seperti memberikan penawaran, paling tidak untuk menghargai saran Ferina,karena aku tahu aku tidak akan memberikan kesempatan untuk manusia macam ini,tidak sedikitpun.
Tapi ia tidak mampu bicara karena ketakutan yang teramat sangat.
baik,sudah cukup,
aku mudah bosan dan menjadi kesal.

“Bunuh!” perintahku.
Luciferina menatapku tidak percaya,ia terlihat kesal dan kurang begitu puas akan keputusanku,tapi ia menuruti kehendakku dan segera membawa pergi pria itu dari hadapanku.

“Stast…” ujarku setelah langkah kaki Luciferina tidak terdengar lagi.
Stast merespon dengan mengarahkan matanya padaku,masih asyik dengan kegiatannya,

“Awasi gerakan Luciferina” pintaku.
Stast tertawa.

“Dia memang begitu sejak awal,jangan khawatir,dia tidak punya cukup kekuatan untuk membangkang dari perintahmu” jawab Stast.

Aku sudah tahu bahwa omongan Stast layak dipegang.
Tapi aku masih menyangsikan Luciferina juga demikian adanya.

"Persiapkan segalanya" pintaku, "Aku hanya ingin memastikan Paladin tercerai berai, Alexander Boraknitchov bagianku..."

Sedangkan Kakakku, aku tidak ingin siapapun tahu aku sengaja menunda pertarungan dengannya,
ia,adalah hidangan penutupnya...



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:17 am

Ari.


Paladin HQ,
Aula utama.

___________________________________________
________________________________


“Apa kau yakin misi tidak akan terganggu karena masalah ini?” Boraknitchov memastikan sekali lagi,
“Jika merasa tergangu,kau boleh tidak ikut”

Aku menggeleng.
“Apapun yang terjadi,aku akan tetap melaksanakan kewajibanku” aku menjawab mantap.
Jika boleh jujur,aku terkejut dengan kabar itu.
Daina lari membawa pesawat di landasan…

Karena dia terbiasa bersama Mikia,tentu saja tidak ada yang curiga ia disana,
Tapi siapa sangka ia bisa melakukannya?
Aku melupakan bahwa kenekatan adalah salah satu dari sekian sifat Daina yang paling menarik.

Dia akan datang pada Tasuku,aku tahu itu,

Dan aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegahnya.
Hatiku meradang.
Meskipun dari luar aku kelihatan tegar dan baik baik saja, sesungguhnya aku disiksa oleh rasa khawatir dan cemas yang tiada tara nya.
Hanya karena aku Kapten divisi utama yang setiap tindakannya dibatasi kendali etika dan kehormatanku sendiri yang membuatku masih bisa berwajah tenang hingga detik ini.

Tapi baiklah,
Aku akan tetap pergi kesana,
Kanada.
Tempat dimana invasi berlangsung.

Jika tidak,aku mana bisa bertemu Daina?
Pusat invasi terbesar disana,jadi,pasti Tasuku ada disana,
Yang paling diinginkan Daina adalah bertemu Tasuku,untuk itu dia tak akan peduli nyawanya sendiri.

Perasaanku menjadi berkecamuk.
Cinta yang tidak wajar,dan aku terlibat didalamnya.

“Ar!” Mikia berlari menyongsongku ketika aku dan Ryo bersiap hendak berangkat.

“Aku juga akan pergi…” katanya tersengal “Aku minta maaf…apa yang terjadi pada Daina…andai aku tidak pernah mengajarinya mengendalikan pesawat tempur…”
Ia menundukkan kepala penuh penyesalan,
Kenapa jadi serba salah begini?

“Jangan khawatir,bukan salahmu,kok” aku berusaha menghiburnya “Salah satu alasan dia pergi,kemungkinan besar adalah aku” kataku kalem.

Rupanya naluri Mikia amat tajam hingga dapat membaca ekspresi wajah yang sudah susah payah kusetel jadi tanpa ekspresi.

“Kau menyatakan cinta?” secara refleks ia menutup mulut dengan tangannya, menyadari bahwa penyakit keceplosannya sudah sangat parah.

Sambil setengah tersenyum ala kadarnya aku berlalu dari hadapan Mikia yang wajahnya memerah.
Ryo disebelahku tampak sama terkejutnya dengan Mikia.

“Berarti kau berutang pada Miki…”cetus Ryo.
“Hei! Sejak kapan namaku Miki?!” amarah Mikia tersulut.

Aku cukup iri dengan pasangan bodoh yang berbahagia itu,setidaknya.

“Jika kalian tidak menyusulku,aku akan meninggalkan kalian disini” ucapku dengan nada kesal.
Mikia dan Ryo yang tertinggal dibelakangku mempercepat langkah mereka.

Benar,
aku juga ingin kehidupan dan cinta yang biasa biasa saja.
namun aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa terhadap apa yang telah terjadi,
menyalahkan nasib, sama saja aku takut menghadapi.

Tapi sampai kapan aku akan bertahan tanpa mengeluh?!
Aku hanya manusia biasa...


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:17 am

Ari.

(Lanjutan)

Kanada,
Dua puluh enam jam kemudian.

_____________________________________________
______________________________________



“Jangan lengah,Ryo!” aku berteriak.
Banyak sekali mayat hidup yang bergerak lambat menyerang Ryo.
Ryo mengeluarkan Bowgun yang terpasang erat dilengan artificial-nya,
kecepatan menembakkan Bowgun itu meningkat berkali lipat.

Tapi aku tidak punya banyak waktu memperhatikan karena sibuk dengan urusanku sendiri.

Aku melompat-sangat tinggi-diudara,
Berpijak dipunggung pasukan Ghoul yang pada saat bersamaan mengincarku.
Merobek sayap mereka dengan pedangku,
Lalu berpindah ke punggung yang lain,terus mencabik dengan gerakan tercepat yang biasa kulakukan.
Harusnya tidak meladeni kelompok kecil begini,tapi apa boleh buat.

Tasuku berdiri diatas Tower tertinggi,
Aku dapat melihatnya wajahnya dengan ekspresi dingin itu.
ia mengenakan jubah seputih salju yang menutup hingga bagian lutut dengan celana panjang terbuat dari bahan Leather berwarna hitam.
rambutnya yang pirang dibiarkan acak-acakan,
masih tetap anggun.
hanya bola mata berwarna merah itulah yang menjadikan perbedaan terbesar dari penampilannya,
tidak ada lagi[ I]Aqua marine[/i] yang memancarkan keindahan dan kebaikan.
Aku tidak ingin percaya ini.

Kami segera menemukan mereka saat datang kemari,
dan inilah acara penyambutannya.
Seakan tidak ada lagi hal yang membuat para undead takut sehingga harus bersembunyi dari Paladin seperti selama ini.
Ia,dan tentara Zombie-nya yang mengerikan itu,
Rasa cinta dan benci menguar dalam hatiku.

Namun aku tidak melihat Daina?!
masih berusaha fokus, aku konsisten dengan prinsipku,
aku akan menemuinya, namun terjadi sesuatu yang menghentikan langkahku,


Alexander Boraknitchov berjalan kearah Tasuku.
Seekor Ghoul hendak menariknya,
Tapi Boraknitchov menanti dengan gagah berani makhluk itu tiba di depannya.
Ketika makhluk itu hanya berjarak tiga puluh senti dari tubuhnya,
Tangan Boraknitchov yang kuat dan besar itu mencengkram kepala sang undead dengan ketepatan timing yang luar biasa.
Aku terkejut ketika sesuatu yang tajam keluar dari telapak tangan Alexander Boraknitchov.

Merobek dan meledakkan makhluk didepannya menjadi serpihan kecil.

Kulihat gerakan Ryo juga sempat terhenti karena memperhatikan.
Otak Ghoul itu berhamburan ditanah,

Boraknitchov menengadah menatap Tasuku diatas sana…
Perhatianku teralihkan selama beberapa detik saat aku melakukan pemusnahan,
sial, bagaimanapun tugas seorang Kapten Divisi Guardian Paladin adalah memantau dan memimpin jalannya pertempuran,
apalagi perang besar yang mempertahankan sebuah kota atau Negara macam ini!
Gerakanku terbatas karena ada yang harus kuawasi disini,

Mikia terbang disekitarku,
Aku kembali menyaksikan siluet energi,lalu sebentuk sayap kupu kupu muncul di punggungnya.

Gravitasi tidak berlaku bagi Mikia yang sedang dalam mode bertempur,
Ia menembakkan bazooka berkali kali,menghancurkan jalanan beraspal dan beberapa bangunan ditengah kota tempat pertempuran berlangsung.
Perang besar.

“Pancing mereka ke tempat dimana mereka bisa berkumpul!” ia memerintahkan pada para Warrior yang sedang bertempur bersama Ryo dibawah sana.
Dalam hitungan detik beberapa pesawat tempur kami bergerak dengan kecepatan yang sengaja diperlambat.

Mempertaruhkan nyawa itu sudah biasa.

Memang tidak salah membawa banyak pasukan disaat seperti ini, hanya prajurit terpilih Paladin yang dapat menangani undead sebanyak ini.
Mikia mengejar para Warrior yang sedang memancing undead ke tempat yang lebih terbuka, dalam sekejap,sejumlah besar zombie dan Ghoul mengikuti ke tempat dimana mereka mencium bau manusia dalam jumlah besar.

“Sudah! Pergilah!” teriak Mikia lagi, menunggu beberapa detik hingga semua pesawat milik prajurit kami berbelok semakin cepat.
ia berputar diudara dan berpijak diatas gedung tinggi,dalam sudut horizontal,
Membidik dengan Bazooka-nya.

Lautan api dahsyat membakar sekitar lima ratus undead dalam waktu beberapa detik,lidah api bertautan dengan angin antara radius satu kilometer.
Mikia tersenyum puas dan menunjukkan jari yang membentuk huruf ’V’ padaku.
Aku hanya bisa tertawa dalam hati.
Sesungguhnya,sama sekali tidak ada yang perlu kukhawatirkan,
kami telah terbiasa bertarung dengan cara kami sendiri-sendiri.

Dan rupanya aku telah mengamati hal yang salah.
Sementara aku mengalihkan pandanganku, Boraknitchov sudah berhadap-hadapan dalam posisi satu lawan satu dengan Tasuku diatas sana.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:19 am

Tasuku.


____________________________________________
________________________________

Ketika aku ‘masih menjadi manusia’,
Aku sudah sering mendengar cerita tentangnya dari ‘kakak’…
Aku juga ingat ia pernah mengirimkan surat tanda terima kasih atas keberhasilan penelitianku dulu,
Dulu,suatu saat aku berpikir untuk bertemu dengannya,
Ya,Alexander Boraknitchov…
Tidak kusangka pertemuan pertama kami akan seperti ini,bukan sebagai kawan,
Melainkan sebagai lawan.

“Bukan Aryanov Gabriel?” tanyaku.
Aku tidak merasa punya kalimat lain untuk membuka percakapan.
Alexander Boraknitchov yang terhormat sama sekali tidak menujukkan wajah ramah.
Apa lagi detik detik dimana aku menyebutkan nama lawan yang kuharapkan.

“Manusia malang” hanya itu ucapannya yang ditujukan untukku.

Apa gunanya?
Aku bukan lagi manusia…

Aku sempat terkejut karena secara tiba tiba ia menyerangku.
Jari jari tanganku reflek meninju bagian dada nya,tapi sesuatu yang terasa panas dari sana mengiris tubuhku.
Apa apaan?

Jari jariku jatuh berguguran.
Aku terbelalak.
Bukan pertama kalinya aku terkena serangan hingga tubuhku terpotong,
Yang membuatku terkejut itu adalah,
Dari mana datangnya serangan itu?

“Punya mata pedang yang tertanam di sekujur tubuhnya…” Stast yang dari tadi duduk menyaksikan kami bertempur memberikan komentarnya.

“Jika aku jadi kau, pangeranku, aku akan lari” ia menyarankan.
“Butuh bantuanku?” tawarnya.
Aku menyeringai memperlihatkan gigi taringku.

“Ini pertarunganku” aku berkata disertai nada mengancam.
Aku semakin ingin mengalahkannya,masa bodoh dengan peringatan Stast.
Jari jariku yang terpotong telah menyelesaikan masa regenerasi dan kembali lengkap.
Laki laki dihadapanku berdecak kagum melihat kecepatan regenerasiku yang tidak sampai tiga puluh detik lamanya.
Sementara bagian yang terpotong berserakan di lantai,
Aku membiarkan mereka bertumbuh menjadi wujud ke dua dan ketiga ku,

“Kemampuan yang mengerikan” Alexander Boraknitchov memicingkan mata.
Janggut keperakan itu tertiup angin.
Alexander Boraknitchov mengeluarkan pedang yang tersambung langsung dengan lengannya melalui telapak tangan.
Harus kuakui, Ia juga memiliki kemampuan hebat.

Aku mempersiapkan diriku menghadapi sebuah pertarungan akbar.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:19 am

Stast.

_____________________________________________
__________________________________


Aku tidak pernah menyangka bahwa Alexander Boraknitchov sendiri yang akan turun tangan menghadapi master kami.
Karena sudah diperintahkan untuk tidak ikut campur,aku memilih duduk saja,
Udara puncak menara yang menjadi arena pertarungan menjadi panas seketika.

Saat aku menyaksikan pertarungan ini.
Aku memang seringkali mengatai Alexander Boraknitchov ‘Tua bangka menyedihkan’ tapi bukan berarti aku meremehkan kekuatannya.
Dia pun patut diwaspadai.
Walau dia telah berumur dan tidak setangkas dulu lagi.

Tapi Zaman sudah berganti, sama dengan era kejayaanku dimasa lalu.
Atas dasar itulah,
Stast ini mempercayai sang pangeran.

Sang pangeran memberikan pembukaan yang memukau dengan klonisasi yang dibuatnya, salah satu kemampuan baru yang hanya ia yang memilikinya.

Seni tertinggi.

Tangannya bermutasi menjadi sebentuk tentakel dan mengikat pergelangan tangan Boraknitchov,tapi lelaki tua itu kelihatan tenang tenang saja.

“Bocah Mutan…”
Dan ia tersenyum!

Aku menanti dengan penasaran.
Tiba tiba keluar banyak sekali pisau dari tubuh sang jendral.
Jumlah yang sangat banyak, bahkan lebih banyak dan dibagian yang tidak terduga,
Rupanya,tubuhnya sudah dimodifikasi ulang dari sejak pertarungan sehidup semati denganku 35 tahun lalu!
Serpihan tentakel beterbangan diudara,
Ia melompat,mata pangeran kami tak pernah lepas megikutinya.
Dan…
Sinar X !


Aku tersentak,
Bukan hanya pisau yang tertanam diseluruh tubuhnya,si tua itu juga menggunakan senjata penghantar panas?!
Sang pangeran juga sama terkejutnya denganku,
Bagian bagian kecil organ yang terpotong itu lenyap tanpa bekas menjadi debu.

Alexander menjejak tanah dengan bangga.
“Jadi benar perkiraanku” katanya tanpa canggung, “Senjata seperti ini yang berlaku untukmu,kau tidak akan bisa beregenerasi jika demikian!”
Pangeran merasa sangat tertantang,

“Ayo, jika hanya menghadapiku saja sudah begini,bocah vampir kemarin sore, kau tidak akan pernah berharap bisa menang dari Aryanov Gabriel, ratusan kali lebih kuat dariku, anak istimewa dengan bakat Paladin yang alami yang ditakdirkan sebagai pemenang!” Boraknitchov memancing.
Aku tahu bahwa sang pangeran saat ini kesal sekali.
Ia kembali mencoba menenangkan diri,
Tangannya terbentang dan…
Aku ingin menjauh dari sini, sebaiknya,

“Jika kau berniat melakukannya…” aku mengingatkan, “Aku akan membantumu,”

“Jangan ikut campur,Stast! Dengar titahku!”

Ah,dia masih muda dan ego nya tinggi sekali,aku pun menurut.
Dia bersikeras tak'kan kalah,
semuanya, demi 'ia'.

Demi Laki-laki dibawah sana, Saudara kandungnya.

Sekali lagi,karena aku percaya pada kemampuannya.
Aku menengok kebawah, dimana Aryanov Gabriel yang perkasa bertempur,

Sesekali ia menengadah, cemas, dan kembali melakukan tugasnya.
Dia tidak akan melanggar batas apa yang telah diperintahkan padanya,tentu saja.
Karena dia adalah pria sempurna yang menjunjung tinggi tanggung jawab.
Tapi bisakah ia bertahan sekarang?!
Setelah melihat apa yang kulihat,
Upacara menjalankan mutasi sempurna adiknya sendiri.

Aku tidak dapat menahan diriku terhadap pemandangan indah ini,
Raja kami indah, dia mengeluarkan suara seperti seribu ekor burung Rajawali yang terluka,dan raungan monster itu…

Boraknitchov memilih tidak bergerak sembarangan dan menunggu apa kira nya yang akan terjadi.

Punggung sang pangeran mulai robek,
Darah segar dan tulang baru mencuat keluar dari sana,
Berikutnya tanduk yang melobangi kepalanya,
Dan ia menumbuhkan sisik sekeras intan berlian hampir disekujur tubuhnya yang akan menjadi tameng terkuat tanpa celah.
Ia terluka ketika melakukannya,darahnya amat banyak, tapi konsekuensinya setimpal,
ia jadi amat lapar sekarang dan tidak akan ada seorangpun yang mampu menghentikannya.
Aku melihat bayangan kejadian itu,sangat jelas tercetak di pupil bola mata sehitam arang milik Aryanov Gabriel yang mengawasi pertarungan ini.
Suara raungan bercampur antara raungan singa dan Rajawali…

Dan perubahanpun selesai.
Dihadapan kami semua saat ini,bukan pria tampan dengan aura sang kaisar…
Bukan pula undead berwujud amat cantik…

Tapi manusia dengan delapan tulang tambahan yang mencuat keluar dari tubuhnya, tanduk keperakan yang terbuat dari tulang sekokoh gading seekor gajah,mulai dari bagian lengan membentuk tombak berwarna hitam pekat,

Sekilas sudah terlihat bahwa ia beracun,
Hanya mata itulah,mata yang kalap dan berwarna kuning keemasan itulah yang menyisakan wujud fisik maha cantik yang ia miliki pada awalnya.

Kemeja putihnya yang longgar basah oleh darah,
Tapi lukanya segera menutup,
Mulai dari mata kaki hingga bagian pinggang,muncul sisik kebiruan yang menggantikan pakaiannya yang telah koyak,
ia dapat membayangkan wujud barunya dalam sekejap dan bertransformasi dengan sempurna.

Monster yang mengusung kekejaman,atau kah…
Perwujudan keindahan milik Tuhan?!

“Aku tidak akan membiarkan kalian melanggar batas Teritori kami, perang masih akan berlanjut!” suara menggelegar laksana petir yang jatuh dari langit itu memberikan kesan kekuatan tanpa batas.

Aku sangat…sangat kagum atas keindahan dan kekuatannya,
Bahkan Stast ini pun, tidak akan sanggup membuat maha karya yang memadukan kecantikan Iblis dan keindahan Tuhan seperti yang ia lakukan!

Dia manusia,yang terlahir kembali dalam sosok seorang dewa,disertai kekuatan iblis.

Mata Boraknitchov memandang tajam.

“Kami juga punya hal yang harus kami lindungi,kami berperang untuk itu” Boraknitchov yang agung menekan dadanya.
“Kami tak’ akan menyerah, jadi jangan pernah meremehkan Paladin”
Aku dapat melihat bayangan orang orang yang bertempur dibawah sana dalam mata tua nya yang hijau keruh.
Ratusan Prajurit Paladin bertempur sambil menyaksikan semua ini,
Tapi ini baru awalnya,belum mencapai akhir!



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:20 am

Ari.


_______________________________________________
___________________________________


Tasuku…
Aku tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya,

Terperangkap dalam kegilaan semacam ini, andai bisa ingin sekali aku ikut naik keatas, dan bicara padanya,meski hanya sepatah dua patah kata saja.

Aku ingin membawanya kembali,
Aku masih belum kehilangan harapan untuk itu.
Tapi, para prajurit disini dibawah kendaliku yang seorang kapten ini,
Bagaimana aku bisa lari dan lebih memilih kepentingan pribadiku?

Harus kuakui,aku sangat takjub akan perubahannya,
Aku tidak menyangka ada undead dengan kemampuan begitu hebat,
Bahkan lebih dari Stast the origin,
Dia,
Tasuku adalah Undead terkuat sepanjang sejarah,

Sungguh ironis,aku ingin sekali menertawakan nasibku sendiri.
Satu hal yang kuingat ketika Stast mengutarakan niatnya mencari pewaris ketika kami bertempur dahulu,
Aku menolaknya,karena aku membenci makhluk itu, aku membenci virus laknat yang telah merenggut orang tua kami dan menyebabkan aku dan Tasuku harus hidup dalam neraka kesedihan yang dalam, dimana hanya ikatan persaudaraan dan kasih sayang diantara kami yang menjadi kekuatan kami dalam bertahan.

Undead, kekuatan psikopat yang tidak seharusnya ada, menyimpang dari hukum Tuhan dan terkutuk!
Terkutuklah manusia dan segala rasa keingintahuan mereka,dan rasa serakah mereka yang laknat,

Akhirnya virus itu pula yang merenggut adikku dariku, satu-satunya kekuatanku yang kubanggakan dan kujaga, alasanku bertahan hidup, pergi dan lenyap...
menyisakan makhluk kejam tanpa prikemanusiaan yang berdiri disana,
Yaitu Undead…

Apa salah adikku?! Selama hidupnya,ia selalu memikirkan kebaikan bagi semua orang… Ia hanya korban dari keserakahan seseorang manusia yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan malapetaka ini terjadi!

Aku tidak pernah menyangka adikku lah yang akan menduduki kursi terkutuk itu.
Mengusai pengetahuan diseluruh dunia,
Belajar untuk tidak menyesal,
Memandang dari sudut pandang Tuhan…

Aku bahkan masih tidak percaya Tasuku bisa menyetujui perjanjian setan itu…
Perjanjian untuk menjadi raja dari mereka yang bangkit dari kematian…
Aku tidak tahu apakah yang dijanjikan Stast sama seperti ketika Stast menawarkan posisi yang sama untukku,

Tapi, aku tetap tidak bisa mengeti apa yang Tasuku pikirkan…,
Tasuku…,Tasuku yang dahulu begitu baik hati…,

Ia,adalah pelajaran, agar orang lain bisa belajar darinya, tentang cinta kasih,cara mencintai kehidupan milik sendiri dan milik orang lain, Tentang betapa berharganya nyawa yang telah dititipkan.
Sebelum kita kehilangannya.

Sambil mengasah pedangku dileher Undead yang kutebas hingga terpisah dari tubuhnya, hatiku serasa remuk.

Hal berharga, dan pelajaran yang bisa diambil dari semua kepahitan dan kesedihan ini,

Ketahuilah,
Bahwa Virus itu salah,mereka yang menciptakannya telah melakukan kesalahan besar.
Bukan virus itu yang membangkitkan seseorang dari kematian,
Karena,setelah kita mati, secara harfiah tidak tersisa apapun,
Tidak tersisa apa-apa,

Kecuali orang-orang yang berharga yang mencintai kita,
Selama kenangan indah tentang kita masih tersimpan dalam ingatan mereka,
Selama itu pula kita masih ‘Hidup’.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:20 am

Stast.


___________________________________________
_____________________________________


Sang pangeran bergerak maju dengan kecepatan penuh,mendesak Alexander Boraknitchov dengan segera.
Terjadi adegan saling serang diantara mereka.
Saat sang raja dan Boraknitchov adu kekuatan, delapan buah tombak di punggungnya itu telah bermutasi ke bentuk lain, gurinda raksasa.
Berputar dan mematikan.

Boraknitchov sepertinya sudah dapat memperkirakan perubahan itu,tapi ia agak terlambat,walau akhirnya serangan kejam tersebut dapat dihindari.
tempatnya berpijak tetap retak, kerusakan yang tidak sedikit,
Boraknitchov tidak setangkas dulu,menurutku…

Apa yang terjadi? Rasanya dulu sewaktu bertarung denganku dia amat cepat.
Apakah karena usia atau kah…
Karena raja kami yang luar biasa?
Boraknitchov mencabut lengannya,dan mulut senapan menggantikan lengan.
Ia menembak berulang kali pada sang raja,
Aku tidak perlu menjelaskan betapa tepatnya bidikan orang tua itu,
Kemampuan menembaknya tidak berkarat,hah…

Apa aku salah lihat?
Ada bagian dari tubuh sang raja kami yang luka nya menutup dengan lambat…
Rupanya meriam kecil itu juga mengandung penghantar panas.
Mereka menciptakan senjata baru,rupanya…

Pangeran iblis kebanggaan kami terhuyung mundur,berusaha mempercepat proses regenerasinya,
Saat ia melakukan itu,urat-urat bertonjolan muncul di dahinya, pertanda ia memaksakan diri.
Pembuluh darah dimatanya terlihat menakutkan,
Mata itu berubah,jadi hitam kelam sepenuhnya,
Ia menerjang Boraknitchov, Yang dengan tangkas menyorongkan mulut senjata ke hadapan sang raja,
Ia menyemburkan sinar panas dari mulutnya,
Dalam jarak sedekat itu,sang raja terdesak dan mengalami luka bakar yang tidak bisa dianggap remeh.
aku sendiri tidak menyangka,
bagitu banyak rahasia didalam tubuh pempinan Paladin itu.

Alexander Boraknitchov melemparkan belati dari tubuhnya, ia menebas sang pangeran, satu dari delapan tulang dipunggungnya itu terlepas dan jatuh ketanah.
Tapi segera beregenerasi menjadi pangeran yang baru.
Yang menyerang Boraknitchov bersamaan.

Menghadapi serangan makhluk yang sama persis dari dua arah,Boraknitchov seperti tak kehilangan akal.
Ia membentangkan kedua tangannya,mata pedang berkilat muncul dari sana.
Dari dalam lengannya.
Aku terperanjat bukan main.
Tak kusangka Ia bisa menghancurkan salah satunya, sambil melukai yang lain,
Dia masih memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi.

"Mencabikmu bukan cara yang tepat untuk menghancurkanmu"
Boraknitchov membisikkan illustrasi yang telah dipahami otak cerdasnya, hanya sebentar saja.
dan ia dapat menguraikan situasi lebih baik dari siapapun.

Tubuh sang raja terpenggal,
kedua serpihan organ itu terlepas, terlempar jauh dan Boraknitchov membidik sebuah gedung yang segera rubuh menimpa bagian yang belum sempat beregenerasi itu.
belum puas, Ledakan beruntun membumi hanguskan reruntuhan itu, menimbulkan gempa dalam skala kecil namun mampu menggetarkan sekitarnya.

Aku tak percaya,
Ia memenggal kepala raja kami dalam waktu bersamaan,
Kecepatan sinar…!

Ia melompat sangat tinggi dan menembaki serpihan tubuh itu melalui udara.
Sebelum sinar itu jatuh menimpa raja-ku,
Stast ini bertindak meraih potongan kepala yang darahnya hampir habis itu.

Menara yang menjadi arena pertempuran runtuh.

Boraknitchov melayang diudara-kekuatan teknologi yang ada pada pakaian yang ia kenakan,beresonansi dengan tubuhnya yang dimodifiasi menjadi setengah mesin tentu saja-dan kembali menyentuh tanah,

Aku berlari menjauh mendekap dan menyadari bahwa potongan kepala itu menggigit leherku amat keras,mencari pertolongan pertama.
Aku mendesis dan gigi taringku beradu satu sama lain.
Sang raja terbunuh satu kali,sungguh Hebat sang jendral…

“Satu serpihan lagi…”ujar Boraknitchov menyayangkan. “Setelah itu giliranmu,Stast…!”

Hanya masa hidup yang panjang yang membuatku bisa menahan kesabaran hingga sampai batas ini.
Aku sudah barang tentu menyadari bahwa Alexander Boraknitchov tidak akan membiarkan potongan tubuh sang raja mendapatkan pasokan kekuatan kembali.
Ia menerjang kearahku,

Aku bergegas melemparkan potongan kepala itu ke langit,
Tapi Alexander Boraknitchov sudah tahu aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan sang raja,
aku dengan gesit menghindari tembakan sinar,nyaris melumpuhkanku,
Ia menembakkan senjata ditangannya ke udara.
Ledakan keras terjadi diatas langit, disertai kepulan asap dan pijaran cahaya.

Aryanov Gabriel,berjarak sekitar seratus meter dari tempatku berpijak sekarang.
Menatap tanpa berkedip.
Marah, gundah, bimbang, sekaligus kagum.

sama sepertinya, aku juga tidak akan menyangka,
makhluk pirang yang indah itu akan berkembang sampai ketahap ini.

Aku tahu apa yang ia rasakan sekarang,
Kesedihan,keputus-asaan…
Berharap yang manapun,sama tidak beruntungnya.
Hanya aku yang berani bertaruh,
Bahwa sang pangeran baik-baik saja.

Muncul sosok yang turun dari langit,
Boraknitchov memandang dengan sikap penuh kewaspadaan,
Ia memasang kuda kuda pertempuran ketika sang pangeran kembali berdiri dihadapan kami…

“Selamat datang, My Lord” aku tersenyum hormat.

Tapi ia tidak menunjukkan ekspresi sedikitpun.
Matanya kembali berwarna merah membara.

“Melakukan ini padaku…” ia berbisik lembut, “Akhirnya,lawan seimbang”
Ia tersenyum dan kepercayaan diri nya kembali.
sang pangeran kembali ke wujud-setengah-manusia biasa, walau perubahannya sempat sangat parah dan mengerikan,
sisa-sisa regenerasi masih ada,
dengan sisik dan tulang besar kebiruan yang mencuat dibagian-bagian tertentu menggantikan pakaian yang ia kenakan.

Aku tahu aku harus menyingkir karena mereka akan melanjutkan pertempuran.
Awalnya kukira begitu.
Alexander Boraknitchov, kami sama-sama tidak pernah berhasil mengambil kepala masing-masing selama berpuluh tahun, dalam berbagai pertempuran.

Ia salah jika menyamakan TsaraniaKova Gabriel denganku,
Raja kami sekarang, berada dihadapannya sama dengan berada di hadapan seorang dewa,
Menatapnya saja, seseorang akan merasakan tekanan dan rasa takut luar biasa,
Perwujudan dari maut.

Ditengah kota yang rusuh dan hancur, Undead ataupun Manusia,
Siapapun tidak akan berani mendekat dan menghalangi pertempuran lanjutan yang sebentar lagi akan terjadi,
Mereka kembali berhadapan dalam posisi satu-lawan-satu.
Hanya tinggal menunggu detik yang memutuskan siapa yang akan memberikan serangan terlebih dahulu,

Tapi tiba tiba sang pangeran seperti berubah pikiran.
Ia melompat mundur,
Seperti menyadari ada hal yang terlupakan.
Ia menempelkan jari telunjuknya ke dahi, aku bisa langsung tahu aktifitas otak yang saling berkaitan terjadi disana.
Dengan segera Ia memanggil kelelawar Chimera raksasa kami.

Hewan itu segera datang, menyemburkan api dan membunuh beberapa Prajurit Paladin yang menghalaunya, Boraknitchov berlindung dibawah Jubah hitamnya menghindari percikan api yang tentu saja juga mengandung virus.

“Kita pergi!” ucapnya cepat-cepat, “Pertarungan bisa dilanjutkan dilain tempat, Tapi tidak disini!”

Aku tahu tidak ada gunanya membantah,
aku hanya orang kedua, namun tetap saja, aku penasaran dengan tingkahnya, kadang ia begitu sulit ditebak,
apa yang dipikirkannya selalu menjadi sebagian misteri bagi kami.

Sang pangeran naik keatas punggung kelelawar kami,

Ada apa?!

Stast ini menyimpan rasa penasaran yang amat sangat, tapi cukup sabar untuk menanti penjelasan.
Mengikutinya naik,
Luciferina yang sejak tadi bertugas menyerang pasukan Paladin ikut menyusul kami.

"Kenapa?” ia tidak dapat menahan diri untuk tidak bertanya.
Sang pangeran diam saja,seperti memikirkan sesuatu.

“Mereka tidak akan melepaskanku tentu saja” ujar sang pangeran.
Ia bersimpuh, rupanya darah yang diterimanya dariku masih belum cukup.

“Jangan cemas,aku masih bisa…,pertarungan masih berlangsung, mereka akan mengejar kita, yang pasti aku tidak ingin bertempur,setidaknya disana, kita harus cari tempat lain…”


Tiba-tiba, aku merasakannya, Aroma yang manis,
Penuh kerinduan yang memabukkan,
Dengan kecepatan tinggi menuju kearah kami berada,

Luciferina tidak mungkin mengerti maksudnya…, Tapi aku dapat menduga apa yang terjadi,
Yang jelas bukan karena ia takut.
Penguasa kematian tidak pernah takut pada apapun,
Tapi karena sebab lain,





Alasan yang tidak akan dapat dimengerti dengan mudah oleh kami yang telah lama hidup tanpa mengenal cinta ini…




***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:21 am

Tasuku.


__________________________________________
__________________________________


Apa lagi…?

Aku bertanya-tanya, selalu bertanya…
Tapi tidak dapat kutemukan jawabannya dalam diriku.

Barusan tadi,aku merasakannya,aku sangat mengenal ‘Aroma’ dia,
Entah karena apa,aku bersyukur akan indera penciumanku yang tajam ini, pertama kalinya aku berterima kasih sejak mendapat tubuh dengan kemampuan terkutuk ini.
sejak pertama kali aku menyentuhnya,
kegilaan yang serupa, keinginan yang menyerupai nafsu untuk meraihnya, Padahal ia adalah bunga terlarang bagiku, yang tidak boleh lagi kudambakan apalagi kumiliki,
aku tidak pernah lupa, tidak mungkin aku bisa lupa…

kenapa kak Ari membiarkannya berkeliaran seperti itu…
menyebalkan.

Daina ada didekat sana…!
Daina!

Aku menyingkirkan bayangan manis itu dalam ingatanku,
Sial!
Padahal aku berada disana dengan niat saling bunuh dengan kakakku, satu satunya ikatan yang tidak akan membuatku merasakan penyesalan sedalam ini jika mengingat bahwa aku telah kehilangan mereka yang kucintai…

Kakak…dan Daina…!

Aku masih memiliki hati manusia dalam diriku,
Mungkin reaksinya tidak terlalu kuat jika hanya kakak yang ada disana,

Tapi,jika Daina juga ada… Hati manusia ku berdenyut.
“Stast…” ujarku masih bersimpuh memegangi dadaku yang berdenyut hebat,
Bukan fisikku yang merasa sakit,aku sudah lama tidak menghiraukan rasa sakit macam itu, tapi…
“Kau bilang…jika aku bisa menghancurkan semua yang kucintai dengan tanganku sendiri,aku tidak akan merasakan sakit lagi…?” aku tersenyum lemah.
Stast menunduk,membelai rambutku seperti seorang ayah pada anaknya.

“Teoriku” jawabnya “Hasil akhir tergantung padamu,mulai sekarang aku menyerahkan semua keputusan padamu,bahkan semenjak hari kau setuju menjadi pewarisku”

Aku menatap undead tua yang membelaiku penuh kasih itu.
Sama sepertiku, sebatang kara…
pendapatnya adalah benar, Aku berusaha membuang segalanya,tapi masih belum cukup,
Seberapa jauh aku harus tenggelam dalam kegelapan ini sebelum akhirnya aku benar benar berhenti melangkah?

Sebelum langkah ini terhenti…, selama tubuh ini masih kuat…

Aku tidak akan kalah oleh Alexander Boraknitchov, pasti,
Aku tidak akan membiarkan diriku dibunuh untuk kesekian kalinya.
Walau aku disini, menderita batin dan terluka parah…
Jika aku mati, aku akan kembali dan menghancurkan siapapun yang ingin melenyapkanku,

Aku tidak akan lenyap.
Karena didunia ini, jika aku bisa lenyap,jika sejarahku bisa berakhir,
Hanya dua orang yang mampu dan pantas untuk mengakhirinya,

Terbayang olehku, aku, kakak, dan Daina…
Kami terhubung oleh rantai yang sangat kuat. Hubungan yang sangat ingin kutuntaskan sekarang juga.
Balas dendam telah terwujud,dan sekarang apa?

“Keputusanku, aku tidak bisa bersama sama mereka lagi,bagiku dunia adalah hidup dan mewujudkan cita-cita bersama orang orang yang kucintai, semua itu lenyap,maka akupun memutuskan jika aku tidak bisa bersama mereka lagi, maka lebih baik dunia ini hancur, jika aku hancur, maka duniapun harus hancur bersamaku,”

itulah keputusanku,aku tahu.
Tapi disudut hatiku, aku masih bertanya…
Jika demikian niatku,mengapa aku masih memikirkan keberadaan Daina disana?
Daina ada atau tidak ada…bukankah sama saja?

Akh, Seandainya saja semua berjalan sesuai rencanaku, kakak dan Daina bisa bersatu didalam cinta yang baru tanpa ingatan akan aku dihati mereka,
Mungkin akan lebih mudah menanamkan kebencian dihati ini,
Mengapa?
Mengapa mereka begitu setia dan keras kepala seperti itu?!
Mengapa mereka memikirkan aku yang pada kenyataannya sudah tidak bisa berada disisi mereka lagi?!
Apa sulitnya mengganggap aku ‘mati’ saja dan melanjutkan hidup tanpaku?!

Aku tidak tahu apa lagi yang memberatkan hatiku.
Andai bisa dilenyapkan dengan cara menyayat bagian tertentu dalam paru paruku,
niscaya aku akan menyisihkan bagian yang tidak perlu untuk kubuang.

Mereka bodoh!
Bodoh karena mencintai sosok yang tidak seharusnya disayangi,
Tasuku yang dulu tidak ada lagi, tidakkah mereka melihat kenyataannya? Tasuku sudah pergi dari dunia ini!
Dan yang ada saat ini bukan Tasuku,
Melainkan musuh mereka, musuh yang harus dikalahkan, musuh yang harus dibasmi.
Semakin aku mengusirnya,semakin aku mencarinya.
Perasaan Cinta itu hal yang merepotkan,sampai mengalahkan ikatan darahku bersama kak Ari…

Dia mencariku…mencariku…

Dan aku hanya bisa terus lari dari gadis yang mencintaiku itu…
Anehnya,
Jauh didalam,aku berharap agar dia tidak menyerah…?
Rasa senang abnormal apa ini...?
tidak bisa di kalkulasi, lepas dari perhitungan, bahkan meleset dari rumus manapun juga!

Aku sudah lama tidak tahu aku berdoa pada siapa, tapi aku berharap didalam mimpiku,
Bahwa ini mimpi,
Daina adalah 'terlarang' bagiku, itu saja yang harus kuyakinkan pada diriku sendiri,

Sebenarnya, jauh, jauh didalam pikiranku,
aku tidak bisa berhenti memikirkan Daina,
Sering aku bermimpi, atau mungkin juga berharap.
aku ingin dia berada di sisiku dan mengingatkanku akan panasnya cinta ini.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:23 am

Ari.


_________________________________
_________________________


“Siapkan pesawat tempur!“ Boraknitchov memberi perintah dengan lantang.

“Ya,kau ikut denganku,Gabriel…!” katanya padaku.
Aku menoleh pada Ryo yang segera meninggalkan arena pertarungan.
“Sisa-nya disini biar Mikia yang mengatur!” Boraknitchov memberi isyarat pada cucu perempuannya.
Mikia paham dan mengambil alih kendali pasukan yang tersisa.

Tak lama kemudian Ryo datang dengan mengendarai pesawat.
Ia memberikan pesawat itu padaku,sementara Boraknitchov menaiki pesawatnya sendiri,

Aku tahu, kami mengejar Tasuku!

Aku segera memasang sabuk dan lepas landas.
Banyak sekali Ghoul dihadapanku yang membuatku harus melakukan manuver sulit untuk menghindari mereka.
Aku bisa melihat Ryo dan Boraknitchov di belakangku dengan pesawat mereka masing masing.
Aku menembak jatuh beberapa Ghoul yang terbang tinggi. Kuusahakan menghemat energi dan waktu agar satu kali tembakan bisa mengenai banyak sasaran sekaligus,
Kebetulan mereka menggumpal diudara begitu,memudahkanku.
Dan rencanaku tidak gagal,tentu saja.
Aku tahu apa maksud Boraknitchov membawaku dan Ryo serta, pasti itu,
Tiga lawan tiga,pertempuran yang seimbang.

Pesawatku meliuk diudara,menghindari makhluk makhluk brengsek itu.
Sialnya,
aku juga ingin bertemu Tasuku dan bertanya ‘kenapa’?!
Aku ingin bertanya…,
Benar…

Aku menembaki puluhan Ghoul diudara dengan kecepatan dewa yang tak terbayangkan, makhluk itu jatuh dan sebagian meledak dan pecah berkeping keping bersama cairan kekuningan menjijikkan,
Organ organ dalam mereka beterbangan kemana mana…

Berbagai perasaan berkecamuk dibenakku, sementara aku bertahan demi melindungi diri sendiri agar dapat melihat kenyataan.


Aku laki laki,
Apa yang ingin kupertahankan dan kubuang,itulah pilihanku.

Tapi sebelum membuang sesuatu,aku harus punya alasan kuat,mengapa aku melakukannya.

Dan didetik berikutnya,
Aku melihat kelelawar Raksasa itu tepat didepanku,

Terkejar!

Aku dapat melihat rambut emas yang kukenal itu, dan siluet tubuhnya yang tertimpa cahaya matahari.
Matanya yang merah nyalang menatapku tanpa berkedip, seakan puas melihat aku mengejarnya. Seakan itulah yang ia cari.
Aku memutar kendali pesawatku menghindari cahaya supersonik yang ditembakkan secara brutal dari dalam mulut hewan peliharaan raja undead tersebut,sial!
Aku balas menembakinya,tapi hewan itu sama gesitnya dengan jet super yang kukendarai. Tidak mudah ditangkap.
Chimera besar itu menikung dan menghilang diantara rimbunnya pepohonan dalam hutan dibawahku.
Aku perlahan lahan menurunkan kecepatan dan terbang merendah berputar putar.
Mataku mencari keberadaan mereka,
aku kenal wilayah ini,
Niagara.

Akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan laju pesawat dan turun tepat didepan air terjun sekaligus tebing tertinggi didunia itu.
Aku tahu,begitu tiba disana,ia telah menantiku.
Boraknitchov dan Ryo turun beberapa saat kemudian, mereka mengikuti dibelakangku.

“Disini tidak akan ada yang mengganggu…” suara Tasuku berbisik,
Berdiri dihadapanku.
Stast The Origin,juga si vampir betina ada disisi kiri dan kanannya.
Ia benar,tidak ada Ghoul,Zombie ataupun Chimera disini,
Wilayah yang jauh dari pemukiman dan tidak menarik minat para Undead,
Selain para Vampir dan prajurit Paladin yang berniat menjadikannya sebagai medan perang hidup dan mati seperti sekarang.

“Atasi dua yang lain,jangan biarkan pertarunganku terganggu untuk yang kedua kalinya…!” Boraknitchov memegang kendali,
Aku paham,aku sangat paham,tapi aku agak sedikit tidak puas karena…
Aku ingin aku lah yang menghadapi Tasuku.

Maka aku memutuskan bahwa aku akan mengambil alih Stast.
Toh aku pernah mengalahkannya sekali,tidak masalah jika menghadapinya lagi kali ini.

“Jika aku terdesak,tidak ada pilihan selain membunuhnya sebelum dia membunuhku”
Aku mengerti apa yang diucapkan oleh Boraknitchov,
Takdir tidak bisa dipaksakan,manusia wajib melindungi dirinya sendiri,
Jika aku berkeras, aku tahu, itu sangat tidak bertanggung jawab.
aku adalah pejuang,
aku harusnya bisa tidak mendahulukan keegoisanku, inilah yang terbaik.
bunuh perasaan ini. Semua demi selesainya misi.
Tanpa menunggu lagi aku melesat kearah Stast The Origin yang memberikan reaksi positif atas seranganku.
melampiaskan segala perasaan kesal dan ketidakpuasan.
Aku menyarangkan tendanganku kedadanya,tapi ia menahan kaki ku dengan tangannya yang bersedekap kedada,
Aku putar,kali ini salto samping dan mengenai bagian kiri wajahnya,
Tidak ada gunanya,aku sudah hapal semua gerakan Stast,
Memoriku telah mencatat pengalaman bertarung dengannya terdahulu,
Aku tidak mungkin melupakannya,
Itulah seni ku yang tertinggi, sehingga berhadapan kembali dengan undead original ini untuk kedua kalinya bukan lagi sebuah masalah besar.
Darah meleleh dari telinga kiri Stast,
Ia memandangku dan menggeram,tak lama ia melesat dengan tombak besar mencuat dari lengannya.
Ia masih saja mengerikan,dan seganas dulu,
kelihatannya ini tidak akan bisa selesai dengan cepat,

Namun,
Bagaimanapun aku telah mengalami banyak hal hal mengerikan,
penderitaan yang menyebabkan kematian tidak lagi membuatku takut.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:23 am

Ryo.

___________________________________
___________________________



Inilah yang disebut sebagai ‘Pertarungan ganda’.
Dimana ada lebih dari satu vampir dimedan pertempuran yang membuat kami harus bekerja keras ekstra satu lawan satu.
Jarang terjadi,karena jumlah vampir sangat sedikit,
Tapi aku beruntung vampir lawanku ini sangat cantik.

“Baik,kita main apa sekarang,cantik?” tanyaku.
Tampaknya si vampir betina sama sekali tidak senang dengan ucapanku.
Ia mendesis memperlihatkan gigi taringnya.
Andai bukan undead,pasti kutanyakan, ’maukah kau menikah denganku?’,haha…

“Kau ingin bermain? Kau harus memuaskanku dulu…” ia berkata dengan nada manis,dan badan yang ramping itu berayun,mutasi terjadi begitu cepatnya,
Aku tidak lagi melihat bagian lengan yang indah dan mendesirkan darah priaku,
Hanya ada cambuk yang terbuat dari tentakel yang melecut ganas.
Ia menyambar pepohonan disampingnya dan merubuhkannya.

“Wow…” ujarku terkagum kagum “Kebetulan aku pria yang suka tantangan…”
Undead betina itu tampaknya sangat suka memamerkan kekuatannya.
Ia berlari dan melecutkan cambuk nya padaku, aku melompat menghindari serangannya.
Tapi begitu aku berbalik ia sudah ada didepanku,
Begitu rupanya,serangan tadi hanya kamuflase…
Tapi percuma dia lebih kuat,kalau aku lebih cepat!
Ia tidak menyangka, telapak tanganku sudah menempel didadanya.

“Ukuran D-cup,lumayan juga” aku mengedipkan mata.
Panah besiku menancap di dadanya, dan ia terlempar mundur beberapa meter.
Dan masih bisa berdiri.
Tampak sangat marah dengan apa yang kulakukan,
Ia mencabut panah besi yang tertancap dalam didada nya, darah mengalir deras dari lukanya,tentu saja panahku lumayan besar untuk ukuran anak panah.
Dan luka yang diakibatkan serangan barusan pun tidak bisa dianggap enteng.
aku tahu,ia lawan yang seimbang denganku,
dan ia juga tidak punya kemampuan mengerikan dan regenerasi secepat Stast The Origin maupun Dr.Gabriel,
undead generasi ke dua,
jadi cukup pisahkan tubuhnya hingga ia tidak punya cukup tenaga untuk melakukan regenerasi kembali,itu saja.
Ia kembali melecutkan cambuknya,kali ini gerakannya lebih cepat dan terencana.
Aku menahan senjata yang juga merupakan bagian tubuhnya itu dengan menggunakan lenganku,
Hampir saja,sedikit lagi wajahku yang kena.

“Hati hati,nona” aku mengingatkannya, “Wajahku ini aset, kalau Tidak ada yang mau menikah denganku apa kau mau tanggung jawab?” tanyaku geli.
Ups,semakin marah.
Baiklah,aku akan sungguh sungguh sekarang.
Seragam Paladin ku koyak dibagian lengan yang kugunakan untuk menangkis.
repot sekali.semuanya hingga lengan mekanikal itu terlihat dan carikan kain yang robek tidak mempersulitku.
Untung saja lengan ini adalah lengan robot, jika tidak, mana bisa menangkis tentakel seperti tadi tanpa terluka?

“Aku serius sekarang” ujarku,
Kebanyakan bercanda juga tidak baik,kan?
Baik Ari, aku ataupun Boraknitchov,sama sama berjuang.
Aku tidak akan mempermalukan diriku sendiri,kalah karena kebanyakan omong.
“Walau perempuan,aku tidak akan berbelas kasih, undead”

Undead betina itu tersenyum kejam,
Matanya yang merah menyala seperti api yang membakar.
Aku menyadari keadaan menjadi berbahaya.
Selanjutnya,kami sama sama melakukan serangan, cambuk tentakel itu menyambar kearahku lagi.
Aku segera bertindak dan menangkapnya,
Lenganku ini memberikan bantuan jauh lebih baik dari yang kuharapkan.
Si undead betina juga Nampak terkejut,

Aku menariknya, kugenggam tentakel itu dan melemparnya hingga ia terpental ke udara, aku membenturkannya ke bebatuan besar.
Bunyi berdebum mengiringi lemparan terhebat yang pernah kulakukan.
Perlawanannya sekecil ini…

“Aku sudah bilang,kan? Aku tidak akan berbelas kasih walau kau cantik”
Aku tersenyum manis.
Undead itu bangkit dengan tubuh penuh darah.
Proses regenerasi!
Aku yang menyadari apa yang akan terjadi segera mengambil tindakan.
Apa itu?
Aku ingin menghentikannya,
Tapi malah gerakanku yang terhenti.
Dasar aku kurang pengalaman…
Apa yang kulihat sangat luar biasa, undead dengan mutasi yang perlahan tapi mengerikan, bagian tubuh yang seharusnya ada didalam seperti dibalik keluar,
Aku melihat jantung, paru paru, ginjal dan semua organ dalam lainnya.
Keringat dingin menetes tanpa kusadari.
Ia membuat benteng pertahanannya.
Dan menyelesaikan tahap mutasi itu dengan segera.
Semua tulangnya bergerak melapisi bagian luar kulit, tapi mahluk itu berlumur darah.
Wujud menjijikkan tanpa kepastian.

Aku bersiaga menunggu ketika ia mulai bergerak.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:24 am

Tasuku.

__________________________________
_______________________

Lagi lagi aku melawan pria yang mengerikan ini.
Mereka sengaja memisahkan Stast dan Ferina dariku agar kami bisa bertarung satu lawan satu, jadi begitu rencana nya…
Sudah sepuluh menit berlalu sejak aku dan Alexander Boraknitchov memulai pertempuran, tulang tulang yang mencuat dari punggungku berkali kali mencoba menggores pertahanannya tapi entah kenapa selalu gagal.
Ia mengeluarkan pedang besar yang terpasang ditangan kanannya.
Dan berlari menebasku dalam satu gerakan lurus.
Aku melompat keatas.
Berhasil menghindar,aku bersalto diudara.
Dan aku berbalik untuk menendang bagian punggungnya.
Pria kuat itu terhuyung mundur setelah tendanganku
Tapi ia pulih dengan cepat,
melempariku yang melayang lambat dengan bola sinar X nya…
Aku berkelit kesana sini menghindarinya.
Begitu banyak bola bola cahaya yang ia tembakkan, seperti eraser unik yang sulit di tebak arahnya…

Dan mengenai Bahu.
Aku tercegat saat lenganku kembali terpotong.
Aku sudah terbiasa dengan bagian tubuhku yang tanggal dalam pertarungan,
Tapi, aku cukup direpotkan karena begitu aku ingin beregenerasi atau membentuk partikel baru dengan bagian tubuhku yang hilang,
Lelaki penuh kharisma itu selalu menembaki organku yang terpisah hingga jadi debu dan tak bisa diapa apakan lagi.
Tak perlu kuceritakan betapa tepat setiap bidikannya.
Kesal,tapi ia kuat,
Sudah lama tidak ada pertempuran begini,
Apakah aku juga bisa sedingin ini jika yang kuhadapi adalah kakak kandungku?
Stast benar,aku tidak akan merasakan penyesalan,
Aku yang dulu,membayangkan pernah menyebabkan orang lain kehilangan nyawanya saja,terasa sangat menyakitkan.
Aku yang setengah gila.
Apakah akan sama ketika aku bertarung melawannya?
Aku harus tetap hidup dalam pertarungan kali ini, selangkah lagi, selangkah lagi akan sampai padanya…

“Jangan meremehkanku!” aku berteriak marah.
Tapi pengendalian diriku sepenuhnya stabil.
Boraknitchov terlambat menyadari wujudku yang lain di belakangnya.
Penglihatanku bertransfer seperti yang kuinginkan.
Sekarang aku ada dibelakangnya.
Ia menghantam kepalaku dengan lengan besinya.
Walau aku hanya merasakan sedikit rasa sakit yang aneh, aku tahu kalau saat ini tulang tengkorak kepala ku hancur.
Tapi cakarku berhasil menggores bagian perut Boraknitchov.
Sang ketua Paladin amat menyesali luka yang didapatnya,
Ia tampak berhati hati karena lukanya mengucurkan darah.
Sayang sekali pengendalian diriku lebih kuat dari vampir manapun,bahkan Stast…

Bodoh sekali kalau aku berserk disaat begini,
Karena undead yang kehilangan akal sehatnya saat mencecap bau darah akan sangat mudah dikalahkan,walau kekuatan akan bertambah ratusan kali lipat…
Ujung hidungku berkedut.harum sekali aroma ini…
Tapi percuma,aku bisa menahannya.
Meski ia berhasil menghancurkan kloning-ku,tapi rencanaku berhasil.
Tapi ia tidak mencemaskan lukanya yang dalam itu.
Aku tahu tampak seperti apa aku dimatanya, undead generasi kedua, bukan seperti Stast yang virus dalam tubuhnya tidak bisa dikontrol,
Aku sama seperti undead biasa yang bisa ditanggulangi dengan vaksin standar.
Dia mungkin merasa tidak perlu mencemaskan hal itu.
Tapi kesalahan besar,
Apa dia tahu kenapa aku menjadi pewaris Stast The Origin?
Hmp…jika orang lain kira kemampuanku hanya segitu,mereka salah.
Mereka tidak tahu apa yang bisa kulakukan dengan luka gores sesepele itu.

Dengan gagah berani ia melesat kearahku lagi.
Aku menghadangnya dengan kedua lengan yang kubentuk sedemikian rupa hingga menyerupai pedang ganda.
Aku dan Boraknitchov beradu kekuatan.
Saling dorong,dan aku tidak berani melepaskan lenganku yang menahan lengannya.
Ia juga punya tubuh penuh mesin yang merepotkan,
Salah sedikit saja,aku bisa terbunuh untuk kedua kali-nya…!
Begitu banyak pisau yang keluar dari dalam tubuhnya,
Menusuk kedalam dagingku, rupanya pisau pisau yang tertanam dalam tubuh beliau ini juga sama dengan pedang milik Kak Ari yang terbuat dari logam paling keras didunia.
Karena jika bukan dengan logam terbaik,mana mungkin mencederai seorang vampir?
Aku melihatnya tersenyum sinis.
Aku masih berusaha menahan tusukan demi tusukan yang mencederaiku.
Darah segar keluar dari sudut bibirku,
Begitupun aku masih berusaha menahannya…
Pisau itu keluar dari dadanya!
Leherku tertembus.
Darah…darahku sendiri…
Aku mencium bau yang kurindukan,tapi sekali lagi, hal itu tidak terlalu mempengaruhiku,
Sejauh ini aku masih menahan pelontar sinar X di tangannya agar tidak dapat ia tembakkan kepadaku.
Aku nyaris berhasil, kulihat ia juga kewalahan beradu tenaga denganku,
Kami seakan mencoba mematahkan lengan satu sama lain.
Kurasa situasi berimbang.
Selangkah lagi,
Hanya tinggal selangkah lagi…

Tiba tiba wangi yang kukenali menyapu indera penciumanku,
Mengganggu instingku dengan berbagai kenangan tentang cinta yang menyeruak keluar.
Kurasakan tenagaku habis seketika.
Dan benda tajam segera bersarang diperutku,mengoyak segala yang ada disana.

Kenapa?

Aku tidak mabuk karena darah…
Kemampuanku sempurna…pengendalian diriku sempurna…
Wangi yang kukenali tersapu wangi air terjun, tapi kemudian menyeruak lagi…
Hilang sesaat,dan muncul kembali,
Lalu kembali menghilang…

Dia ada didekat sini…dia seperti mengejarku…dia ada sini…!

Bermacam kepanikan timbul dalam benakku.

Begitu aku tersadar.
Bayangan seperti sabit kematian bergerak cepat menebas leherku dengan begitu dahsyatnya tanpa sempat kuhentikan.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:25 am

Daina.


_____________________________________
___________________________



I…invisible mode…aktif…
aku mengaktifkan ‘mode tidak tampak’ pada pesawatku,Mikia pernah mengajariku sedikit sedikit tentang ‘mode tak tampak’ yang membuat radar pesawat kita tidak bisa dilacak pesawat lain,
semua pesawat Paladin dilengkapi radar yang membuat mereka menyadari keberadaan satu sama lain,selain mempermudah mereka membedakan kawan atau lawan.
Harus kuakui,benda ini hebat,aku bisa melacak keberadaan kak Ari dari radar ini,
Dan aku juga bisa menyembunyikan diriku dari kakak dan yang lainnya dengan ‘mode tak tampak’ ini…
Sungguh,aku sangat bodoh. Tapi aku tidak kehilangan semangat belajar.
Dari radar musuh juga terlihat berapa banyak undead yang terbang…
Aku menghindari tempat tempat berbahaya dan berjalan memutar.

Sudah tidak makan hampir sehari semalam, semangatku tidak juga turun,
Tadinya sudah hampir sampai di Kanada, tapi kak Ari memisahkan diri dari medan perang, diikuti tiga pesawat lain,
Dari informasi radar, Aku tahu siapa pemilik pesawat itu,Alexander Boraknitchov, kakak, dan kak Ryo.
Tidak ada alasan mereka pergi sambil tergesa gesa begitu,
Selain karena mengejar ‘dia’.
Aku dapat merasakan keberadaannya,
Aku ingin bertemu,
Rasa rindu membuncah didadaku.

Apa ini?
Pesawatku bergetar hebat, dadaku berdebar kencang saat aku melirik alat penunjuk bahan bakar.
“Jangan sekarang…!” desisku panik ketika melihat bahan bakar ku dalam keadaan kritis,
Aku menerbangkan lebih cepat, membelah angin.
Sedikit lagi…kumohon,sedikit lagi…
Kulihat sinyal di radar yang sudah tidak bergerak sama sekali selama hampir satu jam itu berkedip dengan cepat,pertanda mereka tidak pergi lebih jauh,
Dan mereka berhenti disuatu tempat, dengan sesuatu…
Pesawat bergetar semakin sering,
Aku berniat turun sekarang juga,tapi pesawatku malah menukik tajam kebawah,
Aku terjatuh!

“Tasuku…!” jeritku tertahan.
Memanggil nama kecintaanku didunia ini.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:25 am

Ari.

(Lanjutan)

_____________________________________________
_____________________________________


Tasuku?
Apa dia…mati?
Aku tertegun lama sekali,Stast yang sedari tadi bertarung denganku ikut berdiri membatu.
Boraknitchov melempar tubuh yang lemah seperti bangkai tak terurus itu keatas langit.
Dan melemparkan Granat tangan keatas.
Jasad itu meledak menjadi ribuan serpihan abu.
Suaraku tertahan di tenggorokan.

Boraknitchov berdiri dibawah sinar matahari, ia menang.

“Lagi…untuk kedua kalinya dia berhasil membunuh sang raja,” kata Stast dengan wajah tegang,
Aku melihatnya menyentuh dada dimana bagian jantungnya berada,
Tapi tubuhku membeku,suaraku sama bekunya.
Sampai bernafas secara normal saja rasanya sulit sekali.
Mati…
Habislah sudah…

Ryo yang bertarung dua ratus meter dari tempatku dan Stast berdiri, berteriak untuk mengingatkan.

“Ari! Jangan lengah!” katanya sambil menangkis serangan sang vampir betina yang menjadi lawannya.

Jika ia telah tiada, katakan padaku ini nyata.
meski aku tahu kematian adalah satu satunya cara yang dapat menolongnya.
mengapa dalam hatiku merasakan suatu perasaan aneh?

“Tsk…pangeran…” kata kata Stast menarik perhatianku yang menunduk lunglai menatap tanah.

Boraknitchov terjatuh.

Ada apa?
Aku tidak berharap…kumohon…aku tidak berharap…
Ketua kami bangkit lagi,dan memegangi dadanya.
Aku melihat ekspresi kesakitan teramat sangat dari wajahnya.
Jangan…aku tidak berharap…

Krak!

Sesuatu yang mengerikan berbunyi dari dalam tubuh ketua kami,
Mematahkan tulang tulangnya.

“Yang benar saja…Vampir…!” Boraknitchov memaki dengan marah. “Tidak akan kubiarkan kau hidup…lagi…”

Sampai dimanakah dia…? Hanya tuhan yang bisa melakukan ini…
Hanya tuhan yang bisa memberikan Takdir…bukan dia…

Krak! Krak!

Lagi-lagi, suara musik menjelang kematian itu terdengar,

Telapak Tangan pucat keluar dan berusaha menjangkau…dari dalam dada Boraknitchov,
Jendral besar yang kuhormati itu memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Kali ini lengan yang keluar…
Gigiku bergemeletuk.

“Ari…!” teriakan Ryo hanya bisa kudengarkan,memanggil namaku,
Tapi sudut yang kulihat gelap,semuanya gelap…
Lengan berlendir itu terus memaksakan diri terlahir dari dalam tubuh musuhnya.

"Jadi demikian..." "Goresan yang kau buat bukan hanya sekedar kegagalan kecil..."
“Kau pikir,aku akan membiarkanmu melakukannya—biarpun harus mati—tak’kan kubiarkan—parasit menjijikkan…” nafas Boraknitchov tersengal.
Ia memotong lengan yang keluar dari dalam tubuhnya,
Dan menembak potongan yang menggelepar itu hingga hanya tersisa cuilan kecil tak berarti.
Tapi organ baru segera muncul,lengan lain…
Boraknitchov kembali muntah darah.
Kalau begini tidak ada habisnya…

“Jangan…” ujarku menahan udara yang berkumpul cepat diparu paruku.
Boraknitchov tidak dapat lagi menahan dirinya,
Ia kembali memotong bagian itu,tapi,kejadian seram yang sama terus terulang!
Akh,Perutku mual…
Boraknitchov mengarahkan pedang itu kejantungnya.

“Ini yang terakhir…” katanya sambil tersenyum padaku,wajah beliau yang selama ini menjadi teladan bagiku basah oleh darah.
“Aku tidak mungkin membiarkan raja undead membunuhku dengan cara ini…” katanya lagi, "Dia tidak boleh terlahir kembali!"

“Tidak! Ketua! Tidak!” teriakku nyaring, “Jangan!”

“Berikutnya kuserahkan padamu,Aryanov Gabriel…”
Tepat sedetik berikutnya ia menusukkan pedang itu pada jantungnya, dimana ia dikelilingi pilar cahaya menyilaukan.
Aku menutup mataku dan berdoa.
Aku tahu apa yang dilakukannya… ia membakar tubuhnya sendiri dengan panas tinggi!

“Percuma…” bisik Stast yang berdiri kaku di hadapanku. “Ia baru saja terlahir kembali,kekuatan boraknitchov yang tersisa sekarang hanya cukup untuk menghantar kematian bagi diri sendiri…tidak akan mungkin membunuhnya”

"Dia tidak bisa mati!"

Aku kembali berpaling pada sosok yang terbaring kaku ditanah,
Karena panas yang dihantarkan tadi,jasad itu sampai tidak bisa dikenali lagi sebagai ketua organisasi Paladin.

Creshh!

Tubuh yang lain…muncul dari dalam jasad yang mati dan kaku itu…
Masih berlumur lendir,dan berdarah darah…
Aku dapat melihatnya terluka parah dalam daging tanpa kulit yang setengah matang itu, sosok menyedihkan dan mengerikan, hanya ada sepasang bola mata melotot marah dari dalam rongga mata yang melesak karena kekuatan panas.

Stast benar…tenaga Boraknitchov sudah habis sama sekali tanpa tersisa saat ia melakukan pemusnahan dari dalam.
Ia kehilangan nyawanya setelah bertempur habis habisan.
Aku menyaksikan ia keluar dari dalam tubuh Jendral kami, sangat gemetar, dan lelah,ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk bertahan dan melindungi diri…
Tapi bagaimana mungkin?
Jika demikian, dia pastilah…
Pastilah undead paling sempurna dan paling menakjubkan didunia ini.
Sebutan tidak bisa mati pantas untuknya.
Perasaanku bergulat hebat,antara rasa marah yang menggebu gebu,
Sudah separuh tubuh yang keluar saat aku tidak dapat lagi menahan hatiku tetap berada ditempatnya.

“Tasuku—kenapa—kenapa--”ucapku terputus putus.
“Kenapaaaaaaaaa?!” teriakku berlari kencang menerjangnya,
aku tidak kuat, Tuhan!
Aku tidak ingin melihatnya terperangkap dalam wujud mengerikan itu,

“Cukup sudah! aku akan membunuhmu,Tasuku! Aku akan mengakhiri semua penderitaanmu dengan tanganku sendiri!”

Kali ini aku sungguh sungguh,
aku menyerangnya dengan niatan membunuh!



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:26 am

Stast.


____________________________________
_____________________________


“Apa yang kau lakukan,bodoh! Cepat berbuat sesuatu!” Luciferina berteriak histeris dan berang dibelakangku,
ia sendiri kerepotan menghadapi serangan pemuda berambut chesnutt yang menggunakan senjata panah besi yang terpasang dilengan mekanikal nya itu.
Aku tahu…aku tahu,tapi…

Aku terlalu terpesona,

Inilah pertarungan yang selalu kulihat dalam mimpiku…,
Dua orang pemuda,
Yang satu mengeluarkan cahaya pucat keperakan seperti bulan… Dan yang satu lagi bersinar keemasan seperti sinar matahari.
Dan mereka saling bunuh.

Hampir seluruh tubuh sang raja berselimut daging tanpa kulit,
Berlumur darah dan terluka,
Ia berusaha menahan serangan dari kakaknya sendiri, tapi Aryanov Gabriel dengan kemurkaannya yang luar biasa terlalu kuat untuk ukuran ia yang saat ini sedang sekarat kehabisan darah.

Aku ngeri membayangkan ia yang masih bisa bergerak meski dengan keadaan seperti itu,
meski ia berkali-kali menggeliat kesakitan karena gesekan angin dan debu yang masuk hingga ke dalam daging.

Orang hebat,Boraknitchov,meski gagal membunuh raja kami,tapi ia berhasil meninggalkan luka yang cukup fatal.

“Stast! Lakukan sesuatu!” Luciferina berteriak-teriak padaku,membuat telingaku sakit, ia sendiri sangat ingin meninggalkan pertarungan itu dan membantu sang raja,
Tapi pemuda yang bertarung dengannya seperti sangat bernafsu untuk membunuhnya,
Apalagi setelah ia melihat kematian sang jendral yang notabene adalah guru besar semua prajurit Paladin.

“Kau tidak boleh kemana mana,nona undead!” ujar si pemuda. “Ar! Jangan kalah!” ia menyemangati partnernya yang sedang berkelahi sengit melawan adik kandung sendiri.
Aku tidak terlalu memperhatikan pertarungan Ferina,

Aku begitu tertariknya menyaksikan pertarungan Aryanov Gabriel dengan sang raja, aku tahu! Aku juga tahu sang raja butuh bantuan,tapi…
Tapi tubuhku dikuasai rasa takjub teramat sangat hingga tak bisa menggerakkan satu jaripun.

Bahkan satu jari…



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptySat Nov 27, 2010 10:27 am

Ari.



(Lanjutan)

________________________________________
____________________________________

Aku berdiri didepannya yang menatap sepeti tidak mengenaliku lagi,
Kurentangkan tangan kiri ku,
Agak menjauh dan berniat mengaktifkan Flame-maker sekarang.
Nyala api jingga kebiruan berpendar ditanganku.
Tapi panasnya api tersebut tidak menyakitiku sedikitpun,

“Semakin cepat kau mati,semakin baik untukmu,” aku menghantamkan tinjuku ketanah,
bebatuan karang disekelilingku terangkat,melayang di udara.
Aku mengerahkan kekuatan magnet yang terdapat di senjata baru ini,
Lebih baik dari yang kuduga,

Batu-batu karang besar itu melayang semakin tinggi,lalu berwarna merah membara ketika sampai diketinggian tertentu,
Kubiarkan serangan dahsyat bagaikan hujan meteor itu jatuh keatas tubuh adikku.
Menggencetnya hingga lebur tak bersisa.
Kukira akan selesai dengan mudah,tapi…

Serbuan tentakel hitam keluar dari celah bebatuan, menyerangku dengan tiba tiba.
Mengincarku dan tak henti mengejarku,
Aku melompat mundur dan turun,lalu melompat kebelakang sekali lagi,
Setiap kali hal yang sama terjadi berulang kali, tiap bekas pijakanku selalu dihancurkan oleh tentakel raksasa itu dua detik setelah aku melompat mundur menghindarinya.

Terus begitu, aku menarik pedang dipunggungku,dan menebas barang haram itu tepat ketika ia hendak menghujam tulang tengkorakku.
Flame maker membuat apa saja senjata yang kupakai menjadi sama membaranya dengan tangan kiri ku…
Aku cukup kaget,padahal aku tidak melakukan apapun pada tubuhku untuk penyesuaian…

“Bakat alami Paladin yang mungkin tidak akan terlahir kembali dalam beberapa dekade…”

Cih,aku teringat kata kata Monroe.
Aku berulang kali mengingkarinya,karena jika aku pria yang terlahir dengan bakat sejati seorang Paladin,
Maka Tasuku adalah pria yang sejak terlahir dengan bakat sebagai ‘death master’ yang lebih kuat dari Stast?!
Menggelikan sekali nasib kami… Sedih sekali rasanya!

Dengan geram aku menerbangkan bebatuan sekali lagi,
Meledakkan serpihan tentakel itu dengan cara sama seperti aku mencoba menghancurkan tubuh yang menjadi pusat kekuatan mengerikan ini.
Karang yang bertumpuk jadi satu mengubur Tasuku didalamnya bergetar.
Aku tidak sempat menghindari ketika ledakan berskala kecil terjadi.
Butiran debu melayang beserta angin panas.

Aku terluka.

Jangan menertawakanku,batinku dalam hati.
Sudah untung bukan luka karena kontak langsung dengannya…
Aku menyeka darah yang menetes dari pipiku yang tergores agak dalam.
Bagian lain juga…
Aku sempat mengkhawatirkan,merasa ada serpihan batu yang masuk dalam daging,
Tapi dalam sekejap aku tidak mempedulikan rasa sakit yang kadang berdenyut lembut itu.

Ia berdiri disana, matanya lagi lagi sejajar dengan mataku,
Merah terang, bukan biru teduh,
Aku membiarkan pedangku ‘terbakar’ dan menghunuskan didepannya.
Ia tersenyum penuh pengertian.
Seakan inilah yang dicarinya?

“Sejujurnya,aku tidak pernah menyangka kita akan jadi seperti ini” bisikku lirih.
“kau ingat kita dulu…? Kita dulu saling menjaga…, aku pernah bilang kan’ kalau apapun yang terjadi,aku tidak akan mungkin jadi musuhmu?”
Aku tahu,tatapanku saat ini pasti terlihat sangat memelas.
Tapi ini untuk terakhir kali-nya, hanya untuk terakhir kalinya…
“tapi…kenapa? Kenapa Tasuku?” dari balik anak rambut yang menutupi pandanganku aku mengintipnya,diam dan membatu,
“kenapa kau membunuh teman temanku?! Kenapa kau lakukan ini semua?!”
“Memangnya apa yang kau inginkan,yang aku tidak bisa memberi atau merelakannya untukmu?!” “Katakan apa yang harus ku lakukan untukmu…”

“Membalikkan waktu…” ia menjawab sendu. “Kau tidak punya kuasa untuk membalikkan waktu…” pada saat itu aku melihatnya tersenyum begitu pedih.
Badannya yang perlahan dipenuhi sisik aneh berkilat basah oleh percikan air,
Niagara,saksi kami.
Kami yang tidak akan berhenti bertempur sampai salah satu mati.

“Kau dan Daina berharga,…sangat berharga…juga Daina…tidak ada satupun didunia ini yang dapat menandingi kecintaanku terhadap kalian…”
“Aku tidak sanggup melanjutkan dijalan yang berbeda dengan kalian, aku tidak ingin sendirian,tidak bisa menemukan tempat yang sesuai untuk diriku, sejak memiliki tubuh ini,dimanapun aku berada, selalu saja hanya kehancuran yang kubawa bersama takdirku…”
“Aku sudah tidak punya apa apa lagi,baik mimpi,ataupun cita cita, aku merasa sakit dan sesak setiap mengingatmu ataupun mengingat hari-hari masa kanak kanak dimana kita dapat dengan mudahnya tertawa tanpa rasa bersalah” ia melanjutkan, “Dan hari hari kebahagiaanku bersama Daina yang kucintai”
“Jika aku tidak dapat bersama kalian lagi, lebih baik aku hidup selamanya dalam wujud menyedihkan ini, dibenci dan membenci selamanya sambil setiap hari belajar bagaimana caranya agar tidak menyesal,”

Gerimis turun pada saat bersamaan, ketika ia berusaha menyelesaikan kalimatnya, demi aku, demi kami.

“Duniaku adalah orang orang yang kusayangi dan kucintai, jika kalian tidak ada,apa artinya? Aku hancur,maka dunia yang tidak berarti ini juga harus ikut hancur bersamaku.”

Alasan macam apa itu?!

Tapi karena aku kakaknya… Maka aku sangat bisa memahami ia yang menderita seorang diri selama ini,
Tuhan,salahku…,salahku yang mendidiknya hingga ia jadi seperti ini?

“Benar benar naif” jawabku “Jadi karena itu kau mau menukar hatimu dengan iblis,Tasuku?! Karena itu kau mau menjadi pewaris bagi makhluk setan?!”
Aku tidak dapat mengendalikan perasaanku,
Teramat ingin memeluknya dan berkata ‘Ada kakak disini…’ seperti yang biasa kulakukan ketika ia masih kecil.

Kami bertangisan.

Aku tidak tahu ia meneteskan air mata untuk apa, tapi aku meneteskan air mata untuknya, satu satunya pemilik darah yang sama dengan darahku.

Proses regenerasi nya mulai lagi...,
setiap sel-sel tubuh itu melakukan perbaikan, dan menutup bagian yang terluka,
Wajah Tasuku sekarang tampak lebih baik, walau masih jauh dari normal, hanya bagian kanan wajahnya yang sehalus porselen, sedangkan bagian kiri wajahnya, masih kacau balau dengan luka menganga dan tulang tengkorak kepalanya yang terlihat jelas,
sangat terlihat ia berusaha mengumpulkan tenaganya yang tersisa,
begitupun, ia masih mematikan.

“Kumohon,kak,” aku sudah siap mendengarnya, tidak ada tanda tanda ia mengubah pikirannya yang gila dan kejam itu. "Agar rasa ini punah semua, agar aku tidak memiliki beban lagi..."

“Matilah ditanganku…”

Ketika ia mengatakannya, kami telah saling membentur satu sama lain.
Aku juga tidak akan mengubah jalanku,
Aku laki laki,
apa yang ingin kubuang,dan apa yang ingin kupertahankan, adalah pilihan hidupku.
Dan bagiku,
apapun pilihan hidupku nanti,itu adalah prinsip.

Kami bertabrakan beberapa kali,
Sehingga benturan yang terjadi antara pedangku dan tubuhnya menimbulkan suara suara berisik yang menggelegar.
Mengambil jeda hanya dalam sekian kali tarikan nafas,dan kembali berusaha melukai satu sama lain.
Ia sempat terdesak,tapi tentakel panjang keluar dari telapak tangannya, menghambat
Laju seranganku,dan mengempaskan kerikil tajam yang menggores bagian bagian tubuhku,
Harusnya tidak akan bisa melukaiku,
Tapi,begitu kuatnya dorongan yang ditimbulkan oleh kekuatan monster miliknya itu…
Aku tahu,aku dapat memaklumi pemilik kekuatan besar dihadapanku,
Darah yang sama denganku,
Jadi pasti…
Pasti tidak akan ada banyak perbedaan besar diantara kami.
Dari segi kekuatan,kami berimbang,
Aku tahu itu.

Aku mengerahkan tenaga yang besar untuk membuat dinding api di udara yang mengelilingi kami,
Ia tidak akan bisa lari lagi dariku,
Ini pertaruhan,
Aku, ataupun dia,siapa saja yang keluar dari lingkaran api yang membara ini,
Saat itu ‘Flame maker’ akan bekerja otomatis meledakkan kami.
Tasuku tidak berniat lari,aku yakin.
Dia tak kan mungkin lari tanpa membunuhku,
Aku memperlebar lingkaran api itu, benar,senjataku saat ini bisa mengatur kadar panas disekelilingku dengan kontrol yang sangat rapi.
Serta aku sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Tuhan padaku ini.

“Kalau kau sebegitu inginnya membuang hatimu,coba kalahkan aku, pria yang tidak bisa berjuang” ujarku.
Tasuku tidak senang dengan kata kataku.

“Hati manusiaku tidak akan punah sebelum aku menyingkirkanmu dari mataku untuk selamanya,kakak…”
Ia mengejarku, cakarnya tumbuh dan membesar beberapa kali lipat,
Dalam sekejap cakar dan lengan kanannya memanjang,ingin meraihku,
Aku menghindar,tapi ternyata itu hanya jebakan.
Lengan kirinya,menyusup masuk dalam tanah,aku melihatnya tersenyum dan menyadari apa yang akan dia lakukan…

Terlambat!

Dari belakangku datang serangan, ia menangkap tubuhku dengan kuat seakan ingin meremukkanku, aku menjerit kesakitan.
Ia dengan sengaja memutuskan lengannya,dan membiarkan bagian yang terlepas itu tetap mengikatku lebih erat lagi.
Aku merasakan kecemasan karena mungkin beberapa tulang rusukku patah,
Belum terjadi,tapi sebentar lagi pasti…

Lengan tanpa ada cacat sedikitpun tumbuh menggantikan bagian yang hilang.
Sangat cepatnya, Vampir terkuat dalam sejarah…

“Ini yang terakhir,kakak…” ia mengarahkan tombak mematikan itu kearah jantungku.
Bersiap menghujamkan benda tajam itu kejantungku,
Namun tiba tiba ia terjatuh,memuntahkan darah segar,
Aku sangat paham apa yang terjadi…

“Kekurangan bahan bakar,Tasuku? Aku melukaimu begitu parahnya?” tanyaku.
aku menyadari ia juga mengeluarkan tenaga sangat besar saat bertarung melawanku barusan, terutama untuk proses regenerasi yang teramat singkat itu.
Ini bukan cerita supranatural menggelikan, Segala hal,bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dia kekurangan darah,dan tentu saja,dia jadi kesulitan bergerak sekarang.
Maka aku sendiripun segera tersadar.

Membunuh,atau dibunuh…

Suara berdebum keras mengiringi tiap inchi bagian tubuh Tasuku yang mencekalku dengan erat saat itu.
Aku mengaktifkan Flame-maker dalam ledakan skala kecil,
Memang dampak lukanya akan muncul pula padaku,tapi, aku memakai baju anti api ini, kalaupun terluka pasti hanya luka ringan yang tidak seberapa,
Yang penting, benda aneh itu dapat kuenyahkan sekarang.

Aku yang dapat menggerakkan anggota badanku dengan normal pasti lebih unggul sekarang,

“Ayo,akan kupaksa kau menunjukkan dirimu yang sesungguhnya” desakku seraya menyambarkan pedang yang menyala dan membara yang tergenggam erat ditanganku.
Aku menusukkannya tepat mengenai rongga mulut Tasuku.
Ia tidak sempat bergerak lagi,

“Lenyaplah,dan jangan jadi pengecut” perintahku.
Makhluk itu melebur dalam lava menjijikkan yang meleleh karena panas yang mengalir dari Flame-maker yang membungkus lenganku ketat.

Aku berdiri terengah, berpaling, "Tidak" gumamku.

"Dia belum mati."

“Berapa kali lagi aku harus membunuhnya?” aku menatap Stast. “Katakan”
Stast menatapku tanpa berkedip.
“Kau pikir aku bodoh? Boraknitchov,sampai akhir hayatnya telah menghabisi adikku sekiranya tiga kali… seandainya tidak ada sesuatu yang membantu mengendalikan semua kontrol dari jarak jauh...” aku mematikan sebagian api yang mengelilingiku.

“Termasuk sel apapun yang ia tinggalkan dan ia lahirkan dalam tubuh pemimpin kami,tidak akan bisa dilakukannya tanpa ia rencanakan terlebih dahulu,"
Tatapku tajam, "pasti ada yang lainnya,kan?”

“Keluarkan,” ujarku lagi ”Semua bagian tubuhnya yang tersisa…”

Stast tersenyum.

“Pintar…” kesahnya. “Darimana kau tahu ada padaku?”
Aku menutup mataku,membiarkan hatiku yang menuntunku bicara.

“Dia tidak akan menyimpannya dilain tempat.” jawaban yang sangat sederhana,tapi sangat tepat. “Harusnya aku membunuhmu dari dulu” aku mengutuk.

“Apapun dia, bukan salahku,” cakar cakar Stast bermutasi,
Ia mengelus dadanya, bagian dimana seharusnya jantung berada.
Dalam sekali sentakan,ia merobek dadanya sendiri,

Aku mengerutkan alis.
Stast menyeringai sambil mematahkan tulang tulangnya sendiri, hingga rongga penuh darah didadanya terlihat jelas tanpa penghalang.
Vampir tua itu jatuh berlutut, darah yang mengalir dari lukanya sangat banyak.
Aku heran,kenapa ia rela melukai diri sendiri sampai seperti itu?

Tapi rasa penasaranku segera terjawab.
Dalam rongga mengerikan berlumur darah itu, ada dua buah jantung yang berjejal,
Aku tidak perlu mengingatkan sumber pengetahuan dalam otakku bahwa bagian tubuh undead tidak bisa membusuk,
Salah satu dari dua jantung itu pasti milik Stast sendiri,dan yang satunya lagi milik…

Stast melemparkan organ berwarna hitam keperakan itu jauh jauh diatas tebing.

“Yang terakhir…ronde terakhir” Stast jatuh dengan darah yang keluar dari mata, hidung, dan telinganya sekaligus,
“Selamat menikmati”

“Stast…!” si vampir betina menyingkir dari pertempurannya dengan Ryo.
Ryo mengejarnya, tapi si vampir betina segera memanggil dua ekor chimera raksasa,
Salah satu chimera itu menyemburkan asap beracun,
Ryo terpaksa bertahan agak jauh sebentar karena chimera itu menyerangnya,
mereka saling buru,
cih,pengalih perhatian!
Umpatku dalam hati.
Si vampir betina membawa Stast yang sekarat terbang menjauh,
Aku ingin menghentikan mereka,tapi sesuatu yang lebih berbahaya mencegahku.

Di atas tebing, berseberangan dengan tempatku berdiri,
Ia ada disana, Sedang menumbuhkan bagian bagian tubuhnya.

Kali ini bukan wujud menjijikkan dengan daging tanpa tertutup kulit berwarna kemerahan,

Sosok yang lebih kukenali sebagai ‘dia’ seutuhnya.
“Tasuku…” aku memanggil namanya.


Hujan gerimis perlahan-lahan berhenti.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:14 pm

Bab 13:

RISE OF THE FORBIDDEN LOVE


_______________________________________________
________________________________________


Ari


______________________________________
_______________________________



Ia membungkus dirinya yang baru saja terlahir kembali itu dengan jubah putih yang lemparkan oleh Stast dari atas punggung Chimera,beberapa detik sebelum Undead tua yang telah sekarat itu menghilang bersama vampir betina yang merupakan salah satu cipataannya itu.

Telah kusadari apa yang akan terjadi sesaat lagi.
Pertarunganku dengan Tasuku,adik kandungku.
Tidak ada yang berubah,
Hanya saja,ia menjadi tampan sekarang,
Rambut berwarna emas itu,aku mengenalnya,
Sejak dahulu,Tasuku baik rupa maupun akal budi nya sama sekali tidak ada bandingannya didunia ini,
Kebanggaanku.
Tapi mata penuh bias aura jahat tanpa belas kasihan itu sedikitpun tidak kukenali

Aku kembali mengobarkan api dilengan kananku,begitu kuat hingga pedangku membara bersamanya.
Ia juga ada disana,
Masih menantiku,memberikanku isyarat agar aku menyerangnya lebih dulu.


Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk membebaskannya.
Aku tidak tahan lagi melihatnya dalam wujud seperti ini.
Bagaimanapun aku harus tetap bertarung.
Meski dengan memikul beban berat yang menghimpit batinku.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:16 pm

Daina.



___________________________________
___________________________

Huh…

Aku tersangkut disemak semak…untung sekali…
Aku mengerjap-ngerjapkan bola mataku,berusaha mengingat ingat.
Pesawat…menukik pelan pelan…
Aku…menggunakan peralatan penyelamatan pertama dan terjun payung…lalu?
Aku tersangkut,

Disaat saat begini aku berterima kasih pada posturku yang mungil,
Cukup menolong,tapi aku susah melepaskan diri sekarang!
Aku mengapai gapai segala macam, berusaha bangun tapi aku malah jungkir balik tidak karuan,
Dan akhirnya aku berhasil duduk.

Membolak balik badanku dan melepaskan diri dari sesemakan lebat itu,
Aku berdiri menepuk nepuk bahuku,kemudian menepuk rok yang kukenakan,

Tiba tiba aku serasa melayang,
Aku berusaha bertumpu pada kakiku, kepalaku pening.
Kusentuh dahiku,berharap hal itu dapat meringankan kesadaranku yang berputar,
Agaknya sugesti tersebut bekerja sementara.
Lenganku memar dan tubuhku penuh lecet,
Huhh…,aku menghela nafas, mataku nanar menatap langit,
Masih jauhkah?

Selanjutnya,tatapanku tertumbuk pada bunga api yang memercik diatas mega,
Menandakan ada pertempuran tidak jauh disekitar sini,
Naluriku bekerja sesuai yang kuharapkan,
Dengan menyeret kakiku yang terseok sedih diatas rerumputan, aku berjalan tertatih.
Aku juga melewati bangkai pesawat yang kukemudikan,
Hancur,ya ampun…
Bagaimana aku mempertanggung jawabkannya pada kak Ari…?!
Daina betul betul anak bandel tidak sabaran…
Akan kupikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut nanti.
Sekarang aku sudah harus melihat lihat apa kiranya yang terjadi, jaraknya mungkin jauh,mungkin ratusan meter dari sini,
Tapi aku yakin kalau aku berusaha,akan bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Jika ada Paladin disana,aku beruntung,
Bagaimana dengan kemungkinan aku bertemu vampir kuat,atau kak Ari disana?!
Kalau aku bertemu vampir,aku hanya bisa menyerah agar ia membawaku pada suamiku,istilah lainnya,nekat.
Itupun kalau aku tidak dimakan ditempat,
Dan kalau ternyata kakak yang kutemui?!
Mencari cara lain untuk kabur,itu pasti,
Lebih baik bertemu undead daripada bertemu kakak sekarang, karena, setelah semua yang terjadi,
Aku tidak mungkin tahan bertatap muka lama lama dengannya…


“Aku mencintai Daina…”


Ugh,aku kembali teringat lagi…!
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk melupakan hal tersebut.
Hanya kekhawatiran dan naluri sesaat.

Aku berjalan mengikuti insting wanitaku yang lemah ini,
Aku merasa dekat,entah kenapa,aku merasa kami sangat dekat sekarang…
Tasuku…?

Aku melihat ke depanku,aku mengenal siapa dia,
Bunyi air terjun yang dekat mendesau lembut seakan membuat tuli telingaku.
“Kak Ryo?!” aku berlari kearah kak Ryo yang menancapkan sebatang panas besi-nya di lambung kelelawar raksasa yang langsung mengakhiri hidup monster tersebut.

“Dai…?” kak Ryo pasang tampang kebingungan waktu melihatku.

“Kakak sendirian?! Kak Ari dan Tasuku…” aku bertanya dan mengacuhkan raut wajah tidak mengerti dari kak Ryo.
Ekspresi kak Ryo kemudian membiaskan aura yang tidak bisa kupahami

“Well,mereka…” katanya tanpa melanjutkan.
Aku mengikuti kemana arah matanya mengekor.
Dan aku menyaksikan pemandangan yang serupa,yang selalu kulihat dalam setiap mimpi burukku,

Disana,diatas puncang tebing tertinggi.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:18 pm

Ari.

(Lanjutan)


________________________________________
_________________________________


Dalam beberapa menit ini. Terlihat jelas,
Kami seimbang.
Aku meloncat loncat dengan gesit sekalipun di medan yang licin itu agak sulit bergerak.
Tapi aku bukan orang awam.
Ia mengikuti setiap gerakanku dengan sempurna.
Aku sangat mengakui kami memiliki darah yang sama, baru kali ini,sepanjang sejarah pertarunganku dengan para undead, bahkan Stast The Origin sekalipun.
Hanya yang ini yang paling sulit ditakhlukkan.
Ironisnya, ‘dia’ adalah adikku sendiri.
Ratusan malam setelah inipun tak’kan cukup rasanya bagiku untuk menertawakan diriku sendiri.
Bahkan meski aku mengerahkan seluruh kemampuanku pun,
Tetap saja seimbang.
Maju pada saat yang bersamaan sekali lagi, pedangku membentur lengannya,
lagi-lagi bagian tubuh itu terpisah,sebelum bagian itu membentuk dirinya yang baru,aku menghampiri dan meledakkannnya hingga menjadi serpihan debu,
Memusnahkan apapun yang kuinginkan hanya dengan satu sentuhan kecil.
Sayang sekali Aku tidak bisa menyentuh tubuh inti-nya.
hal itu sama sulitnya dengan ia yang tidak bisa melukaiku.
Bukan main-main seperti tadi,
Aku kini sungguh sungguh dan tidak akan membiarkannya menyentuhku!
Tasuku sama kesalnya denganku,
Ia basah kuyup oleh percikan air terjun,sama basahnya denganku sekarang.
Bagian lengan hingga kebahu yang terpenggal kini telah utuh kembali,

Cepat!

Sementara diatas kepalaku,seekor Chimera raksasa tampak terbang berputar-putar,
Entah menunggu untuk mengambil apa yang tersisa dari tuannya,ataukah hanya berada disana untuk menyaksikan kemenangan raja mereka yang notabene adalah adikku sendiri.
Yang jelas hewan hasil persilangan genetik itu hanya diam berputar-putar tanpa melakukan apa apa,seperti tahu kalau tuannya sedang tidak ingin diganggu.
Sekali lagi aku menebaskan pedang perakku, ia menghindar dalam sekelebat bayangan,pedangku mengenai batu besar dan membuat batu itu terbelah hancur seketika.
Ketika aku tahu ia berdiri dibelakangku,aku segera melompat keatas.
Sebelum tombak besar itu membinasakanku untuk selamanya.

“Cih…” aku dan dia sama-sama menyayangkan.
“Kalau kau tidak bisa melukaiku,aku tidak bisa membuat banyak klon?” katanya.

Aku tersenyum.
Aku tahu,dia sangat mengandalkan fisik yang bisa beregenerasi dan terlahir kembali itu sebagai senjata, aku tidak peduli berapa banyak dia,
Bukannya aku tidak mau melukainya,tapi,
Sampai saat ini kesempatan itu belum datang,
Aku tahu ia penuh perhitungan,ia tidak mungkin membiarkanku melukainya dengan sengaja hanya untuk mengkloning-kan diri sendiri,
Dan tidak mungkin melukai dirinya sendiri untuk meperbanyak diri.
Dia tidak akan melakukan kesalahan fatal yang menguras darahnya.
Kehilangan darah hanya akan membuatnya kesusahan bergerak seperti tadi.

Sedangkan aku apa?
Aku bukan musuh biasa yang bisa ia kalahkan dengan mudah.
Aku cukup bangga karena ia tidak meremehkanku.

“Kelihatannya pikiranku terbaca…” ia mencelos dengan suara bernada amat rendah.
Aku memandanginya sendu,
Kau pikir dengan siapa kau hidup sampai sebesar ini?
Tanyaku dalam hati,
Pertanyaan yang kutujukan padanya,tapi hanya kusimpan dalam hatiku.
Aku enggan berbicara.
Kepalaku penuh dengan berbagai macam alasan bertempur yang bercampur aduk.
Kubentangkan pedangku,
Seperti biasa,posisi yang sejajar dengan alis mataku.
Aku ingin membidiknya dengan tepat. Kelihatannya ia pun berniat melakukan hal yang sama.
Tentakel hitam keluar dari balik punggungnya,dalam sekejap mengeras dan mencuat kedepan, ia berniat menyerudukku dengan benda benda seram itu?!
Kami bergerak bersamaan.
Aku ingin mengakhiri segalanya dalam satu kali serangan ini,kami tidak akan saling menghindar lagi sekarang.
Aku menghunuskan pedangku yang berselimut api kedepan,
Tanpa sadar kaki ku telah berlari semakin dekat dengannya,

Kami,semakin dekat….

Menjelang tabrakan…

“Berhenti,kakak…! Tasuku…!”
Aku dan Tasuku masing masing mundur dua tiga langkah tanpa sempat menuntaskan apa yang kami mulai.
sama sama terkejut.


Daina,ia berdiri ditepi tebing,wajahnya pucat, dan air matanya bercucuran.


***


Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:19 pm

Tasuku.

___________________________________
__________________________


Daina…
Bagaimana bisa…?!
Aku tidak merasakan apa apa dari tadi,apakah karena bau air terjun yang mengalir mengaburkan indera penciumanku?
Kenapa dia bisa disini,kenapa…kenapa…

Dia datang untuk siapa?
Untukku?
Ataukah...

Tiba tiba perih menusuk kurasakan membakar dikepalaku.
Bukan,didalam dadaku…



***

Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:20 pm

Ari.


(Lanjutan)

_________________________________________
_________________________________________


“Bukankah sudah kukatakan, aku tidak mencintaimu lagi? Kau mau aku melakukan apa supaya kau menghilang?” Tasuku berteriak,
ia memegangi kepalanya seperti merasa sesak akan sesuatu.
Ditebing berikutnya,tepat di seberang kami,
Daina masih menangis.

“Aku mencintai Tasuku…kumohon jangan saling bunuh…!” ia mulai menangis,
Jauh didalam hati aku amat ingin mengabulkan segala permintaannya,
Tapi,jika hanya sepihak…jika hanya aku…!

Aku berpaling menatap Tasuku,ia seperti kehilangan konsentrasi atas segalanya.

“Kemarilah” katanya pada Daina “Kemarilah,dan biarkan aku membunuhmu dengan tanganku sendiri,agar kau paham!” bentaknya.
Daina gemetar,ia menyeka air matanya dan berdiri semakin memepet ke pinggiran.

“Baik! Kalau Tasuku mau aku mati!” katanya bersiap menjejakkan kaki, merapat pada tepi jurang.

Aku terkesiap panik.
“Jangan! Anak bodoh! Kau pikir apa yang sedang kau perbuat?!” teriakku.
“Kalau begitu,berhenti berkelahi,maka akan kuhentikan” Daina menatapku dengan tatapan berani,meski tubuhnya bergetar hebat.
Aku menjawab tanpa berpikir lagi,segala kesombonganku runtuh dalam sekejap.

“Akan kuhentikan! tapi tolong jangan berdiri sedekat itu kau bisa jatuh!”

Tasuku balas menatapku tidak puas, Ia menyela, “Pertarungan belum selesai...”

“Bajingan” aku memaki “Kau pikir kau siapa hingga tidak mempedulikannya?!”

“Dia tidak punya arti apa-apa lagi bagiku” putus Tasuku datar. “Terserah kalau ia mau mati melompat,atau mati ditanganku,sama saja” sambungnya dengan wajah seakan tidak peduli.
Aku menggeram penuh rasa kesal.

“Berhenti sekarang, Atau...” teriak Daina lagi,ia semakin menurunkan kakinya.
“Aku akan menghitung sampai tiga,kalau tidak aku akan lompat!”
“Satu…”

“Hei…!” tegurku,aku merasa bahwa hanya aku satu satunya yang waras disini.

“Dua…”
Tasuku tetap tidak bereaksi,apa dia serius telah melupakan Daina?
Jantungku seakan mau melompat keluar dari mulutku menanti angka berikutnya disebutkan,lalu Daina menatap ke bawah kakinya, ia menjadi pucat pasi seketika menyadari di ketinggian berapa sekarang ia berada.
Aku dan Tasuku kehilangan kata kata.

Aahh,harusnya aku tahu Daina tidak mungkin melakukannya.
Aku melirik pada Tasuku,
Diam diam aku melihatnya menarik nafas lega sambil membuang muka.
Mengalihkan pandangan ‘Benar-Kan-Apa-Yang-Kubilang’ yang tertangkap dari sorot matanya.
Ternyata Tasuku jauh lebih mengenal Daina dari pada aku.

“kyaaaaaaaaaaaa!”
Bebatuan tempat Daina rubuh ketika tubuh gadis itu oleng,

Ia jatuh kebawah.

Hatiku tidak tahu berpijak dimana, membayangkan tubuh mungil itu hancur membentur tebing curam dibawah.
Aku bergegas ingin mengejarnya memberikan pertolongan, Namun sekelebat bayangan bergerak lebih cepat dariku,

Tasuku Melompat ke bawah,
Tentu saja aku tidak lupa ia sangat cepat,
Ia menjejak tebing setinggi ratusan meter itu,terus turun kebawah.
Dan meraih gadis itu dalam pelukannya dengan selamat sebelum sempat jatuh kedasar.
Tidak peduli mungkin mereka akan mati bersama.

Ternyata,perasaan tidak dapat dibohongi…
Aku tertegun melihat,
Saat itu aku sadar betapa dalam cintanya pada gadis yang telah menjadi satu-satunya orang yang mampu membuatnya berubah pikiran didunia ini.



***


Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:23 pm

Daina.


(Lanjutan)

________________________________
__________________________


Gawat…Lagi lagi Daina ceroboh…Padahal sama sekali tidak ada niat sungguh-sungguh melompat...Maaf Tasuku…
Selamat tinggal…

Tebing yang licin membuatku tergelincir dan jatuh kebawah,
Kututup mataku kuat kuat,menunggu tubuhku hancur terbentur karang dan dasar air terjun yang disebut sebagai salah satu tebing tertinggi dunia ini.
Pasti akan sakit, mungkin juga sakitnya hanya sebentar,
Aku berusaha tidak memikirkannya.

“Hng…?” aku membuka mata perlahan.

Kenapa gerakanku terasa melambat?
Aku terkejut mendapati mata yang menatap sejajar denganku, dan lengan yang memelukku dengan kuat sekali seakan tubuhku akan diremukkannya.
Tapi secara bersamaan ia memandangku dengan sorot khawatir penuh cinta.
Mati sekarangpun aku mau.

“Ta…su…” aku mencoba menyebut nama laki laki yang kucintai, tapi suaraku tertahan.
Tubuhku agak lemas.
Saat kami saling berpandangan,waktu seakan berhenti.
Hanya aku dan dia yang dapat mengartikan apa arti tatapan itu,
Cinta yang panas,
cinta tanpa mengenal penawar kecuali kebersamaan yang dapat menggantikan waktu yang hilang selama ini.
Ia meluncur kebawah,lebih lambat sekarang,tapi kami tetap jatuh…!
Aku merasa tidak apa apa mati bersamanya,
Jiwaku sudah sejak lama adalah tawanannya…
Dan aku tidak punya kegairahan apapun lagi jika harus hidup tanpanya didunia ini.

Kulingkarkan tanganku balas memeluknya, Aku kembali menutup mata,
Menghayati setiap getaran hangat yang mengalir dibawah lapisan kulitnya yang dingin.



***


Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyMon Dec 20, 2010 9:24 pm

Tasuku.



(Lanjutan)


____________________________________
______________________________



Aku hanya ingin dia selamat…tidak perduli apa yang terjadi pada dunia ini,aku ingin dia tetap seperti ini, apa adanya,
Dan tidak ada satu hal pun yang dapat merusak keindahannya.
Pikiran semacam itu dan Rasa hangat yang sudah lama kulupakan menjalar pelan tapi pasti kedalam hatiku, menambal lubang didadaku.
Menghentikan rasa sakitnya dalam sekejap.

Ia menyusupkan kepalanya didadaku saat kami bergerak jatuh.
Tidak ada yang berubah,
Tidak ada yang berbeda.
Ia tetap ia yang dulu,dan kami tetap kami.

“Kh…!” aku harus melakukan sesuatu sekarang,jika tidak kami bisa mati!
Aku mengirim gelombang telepati yang memanggil kelelawar raksasa yang terbang disekeliling kami,
Hanya seekor,yang pada awalnya kurencanakan menjemputku segera setelah aku mengalahkan kakak, atau membawa berita apapun yang sekiranya terjadi padaku setelah pertempuran ini.

Kami di sambut punggung berbulu halus itu, Daina tetap terhenyak dalam pelukanku.
Apa yang sedang terjadi…?!
Aku hanya…
Bahkan aku sendiripun tidak mengerti apa yang kulakukan.
Kupeluk ia semakin erat didadaku,tubuhnya yang dingin sama sekali tidak bisa jadi hangat jika hanya begini,
aku meraba denyut nadinya yang terasa makin melemah,
Kupeluk lagi tubuhnya, perlahan aku menjadi panik menyadari nafasnya hampir tidak ada, Aku takut,
Aku takut dia mati,
Aku tidak mau dia menghilang, tidak...tidak...tidak...

Pandanganku beradu dengan kakakku dibawah sana,
Ia yang menatapku sama tidak mengertinya,
Padahal aku yang berkata ingin membunuhnya, padahal aku bisa menyakiti semua orang dengan mudahnya...
Bahkan kakakku sendiri...

Tapi mengapa?
mengapa aku tidak bisa menyakitinya?
Mengapa tidak semudah yang kukira? Tidak semudah mengucapkan kata 'benci' dari bibir ini?!

“Pergi,kembali ke kastil” perintahku pada chimera ku.
Hewan itu menurut dan terbang menjauh.
Sementara Daina berguling pelan di sisiku,nyaman,wajahnya Damai dan bahagia, Aku membawanya bersamaku,
Aku tidak sekalipun melepaskannya dari dekapanku, dan tidak berpikir untuk membiarkannya pergi.
Apalagi meninggalkannya seorang diri lagi.

Aku tahu jawabannya, Aku tahu,

Ternyata aku masih mencintainya,
hanya itu yang kutahu sekarang.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyTue Jan 18, 2011 11:20 pm

Ryo.

________________________
_________________________________



Ari datang dengan ekspresi kuyu kepadaku,
Aku tidak ingin mendesaknya,melihat ia seperti orang linglung.

“Misi gagal…” hanya itu yang ia sampaikan padaku,
Aku tahu,padahal ia mungkin bisa mengacuhkan segalanya,tapi ia membiarkan adiknya pergi begitu saja,ia tidak bisa menghentikannya.

“Mikia…” lirihnya,menatap jasad ketua kami, aku ikut terdiam bersamanya.

“Kegagalan milik bersama,” ujarku “Maka kita semua menanggung rasa sakitnya bersama sama”
Ari menatapku dan tersenyum hambar.

“Sudah berakhir, aku kalah kali ini” ia memberitahu.

“Kau…kita belum kalah,pemenangnya belum ketahuan” aku berargumen.
Ari berdiri memandangi langit.

“Bukan begitu,aku kalah dalam hal lain” “aku kalah dalam perasaan,” “Bahwa apapun yang kami lakukan untuk memutuskan ikatan tanpa rasa penyesalan seperti yang ia maksud,aku dan dia,tidak mungkin bisa menang…dari gadis itu…”
Ia mendesah kecewa.

“Lain kali,aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi” aku sependapat,menepuk bahunya dengan sikap bersahabat.

“Apapun yang terjadi didepan sana,kita akan menghadapinya bersama,ok?”
Ia mengangguk menurut.

Sialan,kenapa ia menjadi sentimentil sekarang? Seperti bukan dia saja.
Aku pun punya hal hal dan orang yang ingin kulindungi,
Jadi aku mengerti perasaannya.
Beban yang ada dalam pertempuran kali ini memang sangat berat.

“Kita pulang,Ryo” katanya padaku.
Laki laki itu,aku hanya dapat melihat punggungnya yang tegap dari belakang.
Ah,ia kehilangan lagi, Aku berucap dalam hati.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyTue Jan 18, 2011 11:21 pm

bab 14

After Ceremony.

_____________________________________
_____________________

Tasuku.

______________________________________
_______________________________


Centralia.
Pukul 18:57,

______________________________________
_______________________________



Hujan terus turun sementara aku menbawa gadis dalam pelukanku turun dari punggung kelelawar raksasa yang menjadi tungganganku,
Ia dingin dan basah dalam guyuran air hujan, aku yang memiliki suhu tubuh teramat rendah sekarang tidak akan mampu menghangatkannya.
Aku merapatkan pelukanku,menahannya dalam gendonganku.

Sejenak aku ragu, haruskah?!

Aku menatap kastil raksasa didepanku,aku sengaja berputar putar diatasnya beberapa lama,
ragu untuk masuk.
Kembali kesana dan membawanya bersamaku? Aku pasti sudah gila sekarang.
Padahal hanya ia satu satunya yang ingin kujauhkan dari tempat ini.

Tapi melihatnya yang tergolek lemah tanpa tenaga,rasa cemasku semakin menjadi- jadi.

Aku tidak tahu tempat yang lebih aman selain disini.
Aku berpikir harus memastikan ia sehat dulu,setidaknya,sebelum meninggalkannya agar dia bisa kembali ke tempat kakak secepatnya.
Ia menghalangi pikiranku dengan sempurna.

Aku berjalan mantap,melangkahkan kakiku.
Daina benar benar gemetar,udara yang lembab membuatku ingin cepat cepat membawanya masuk,dan meletakkan ditempat hangat agar ia tidak lagi kedinginan.

Aku menyangsikan seperti apa ‘tempat hangat’ yang ingin kucari,
Sarang undead!
Aku benar benar sinting…

Aku mengacuhkan detak jantungnya yang lembut,dan suara darahnya yang terpompa dengan perlahan itu.
Merasa lucu karena aku begitu mendambanya.
Dalam artian lain,

Tergantung sampai dimana aku bisa bertahan.


***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
DeathMaster
Admin
DeathMaster


Jumlah posting : 264
Power : 285
Blood You Give Me : 0
Join date : 27.11.10
Lokasi : -

Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 EmptyTue Jan 18, 2011 11:22 pm

Ari.

_____________________________
___________________



Ia menangisi peti mati berukir didepannya,membuat gaun hitam yang ia pakai diacara berkabung ini kusut.
Aku menundukkan kepalaku dalam dalam, tidak berani menatap adegan dimana pertama kalinya Mikia terlihat begitu rapuh.
Semua orang yang berada disekitarku pun demikian.
Kami semua dalam kedukaan yang hebat.

“Bukankah kakek sudah berjanji akan selamat?! Kenapa?! Kenapa?! Bukankah kakek sudah berjanji,tak’kan kalah…” ia berbisik.
Ryo menahan kedua tangannya yang menggapai gapai ketika perlahan peti itu diturunkan kedalam liang lahat.

“Jangan ambil kakekku…!” teriaknya histeris “Mau dibawa kemana kakek?! Kakeeek!” ia terus meneriakkan nama satu satunya keluarga yang ia miliki didunia ini,
Ryo menahan dirinya sendiri yang sama bergetarnya dengan aku dan Mikia sekarang,
Dengan agak memaksa,ia membenamkan wajah Mikia di dadanya.
Mikia masih mencoba berontak dan Ryo dengan sigap menghalangi.
Hingga tanah basah itu selesai membenamkan peti berisi jasad laki laki terhormat yang menjadi panutan kami semua selama ini.
Barulah Ryo melepaskan Mikia yang bergerak terjelepak menyerbu gundukan yang masih baru tersebut.
Menangis dan meraung,tersedu sedan dan terluka.

Syeikh Ibrahim Al Ashaadiq tampak berdoa,pelupuk matanya basah.
Sementara Caesar diam seribu bahasa.
Monroe menundukkan kepala penuh rasa hormat.
Semua prajurit Paladin berbaris rapi.
Memberikan penghormatan untuk terakhir kalinya,serta mengatarkan jenazah ditempat peristirahatannya yang terakhir..
Mikia memeluk gundukan tanah itu,menatapku dengan mata yang basah.
Ia memejamkan matanya kuat kuat dan masih duduk bersimpuh tanpa daya.
Aku mendekati monument batu marmer yang terletak didepan kepala nisan Boraknitchov.

Selesai sudah.
Selesai…
Hari ketika aku kehilangan Boraknitchov,sama dengan hari ketika aku kehilangan ayahku sendiri.
Kesedihan dan penderitaan yang sama.
Tasuku yang melakukan ini…? Tasuku…

Betapa dinginnya dia…andai bisa kudustakan,akan kudustakan semua ini.
Aku tak’kan mengakui jika ia yang mencabut nyawa orang lain dengan mudahnya…
Andai aku bisa…membohongi diriku sendiri.
Lututku goyah dan aku jatuh berlutut didepan monument itu.
Untuk sesaat tidak merasakan apa apa,kecuali air hujan yang menerpaku.




************************
************************

“Apa alasanmu untuk bertempur?”
Terngiang kembali ucapan mendiang Alexander Boraknitchov ditelingaku,

“Gabriel,” Syeikh Ibrahim memanggilku sesaat setelah upacara pemakaman,
Aku yang saat itu masih duduk didepan makam Boraknitchov.
Hujan telah berhenti, tidak kuhiraukan pakaianku yang basah dan tetesan air yang menetes dari rambutku.

“Aku tahu berat untuk mendengarnya, tapi, percayalah, hanya ini kesempatan terbaik untuk mengatakannya padamu,” ujar Syeikh,
Aku menengadah untuk melihat kepadanya, hanya itu tenaga terakhirku.

“Boraknitchov sudah tidak ada, dan Paladin tanpa seorang pemimpin bagaikan bahtera tanpa nakhoda, kau sudah tahu itu,” ia meneruskan kata katanya “Alexander Boraknitchov, sebelum kematiannya, mewasiatkan padaku agar menyerahkan posisi pemimpin Paladin padamu,” ia menyerahkan sepucuk surat ketanganku.

Aku meraih surat itu dalam genggamanku, menatapnya linglung.
Lalu dengan sekuat tenaga merobeknya.
Hatiku hampa, sehampa raut wajahku sekarang,

“Aku akan keluar dari Paladin…” hanya itu kata yang keluar dari mulutku.
Syeikh Ibrahim yang berdiri dihadapanku hanya melihatku dengan tatapan tanpa ekspresi.
Aku berjalan menjauh, meninggalkan Syeikh dibelakangku,

“Kau akan mengerti bila saatnya tiba,” ia berkata, “Jika yang kau cari alasan untuk bertempur, alasan itu akan selalu datang untukmu…”

Aku tidak menghiraukannya, terus berjalan,
Ingin secepat mungkin meninggalkan tempat yang membuatku merasa bagai ada didalam kotak pandora itu.
Itu salah, itu percuma, aku tidak memiliki kepentingan apa apa lagi disini,

Seperti layaknya manusia, sejak awal, Paladin bagiku adalah batu loncatan yang kupercaya dapat membantuku melindungi mereka yang berarti bagiku,

Tapi, orang orang yang kucintai, yang seharusnya kulindungi,
Sekarang sudah tidak ada.
Aku gagal melindungi apa yang berarti bagiku, walau aku mencoba untuk bangkit, segala hal bukannya membaik malah bertambah suram.

Aku tidak punya apa apa lagi untuk kuperjuangkan, mimpi, ataupun cita cita,
Aku mengerti sekarang, aku sama seperti Tasuku,

Jika kau tidak punya apa apa lagi untuk diperjuangkan, maka impian dan harapan seperti apapun,
Tidak ada artinya lagi dimatamu.



***
Kembali Ke Atas Go down
https://deathmaster.indonesianforum.net
Sponsored content





Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty
PostSubyek: Re: Descendant Of The Death Master   Descendant Of The Death Master - Page 5 Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Descendant Of The Death Master
Kembali Ke Atas 
Halaman 5 dari 10Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10  Next

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Descendant Of The DeathMaster :: DESIRE... :: Chronicles...-
Navigasi: