Descendant Of The DeathMaster
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin
Navigation
 Portal
 Indeks
 Anggota
 Profil
 FAQ
 Pencarian
Latest topics
» Descendant Of The Death Master
DeepBlue Kingdom EmptyThu Dec 26, 2013 9:35 am by DeathMaster

» Shirotabi Come here ^o^v
DeepBlue Kingdom EmptySat Aug 03, 2013 3:52 am by DeathMaster

» DeepBlue Kingdom
DeepBlue Kingdom EmptyThu Aug 01, 2013 7:05 am by Shirotabi

» Newsletter
DeepBlue Kingdom EmptyMon Jul 22, 2013 11:01 pm by DeathMaster

» Lily - I don't even know a milimeter of Romeo and Cinderella
DeepBlue Kingdom EmptyMon Apr 09, 2012 2:11 pm by DeathMaster

» Rules...? Sedikit aja kok!
DeepBlue Kingdom EmptyMon Apr 09, 2012 12:45 pm by DeathMaster

» Perkenalan
DeepBlue Kingdom EmptyWed Dec 08, 2010 8:28 pm by DeathMaster

» Siapa Male Chara Favoritmu?
DeepBlue Kingdom EmptySun Nov 28, 2010 7:30 am by DeathMaster

» Forum Rules: Read This First!
DeepBlue Kingdom EmptySat Nov 27, 2010 11:42 pm by DeathMaster

Top posters
DeathMaster
DeepBlue Kingdom Vote_lcapDeepBlue Kingdom Voting_barDeepBlue Kingdom Vote_rcap 
Shirotabi
DeepBlue Kingdom Vote_lcapDeepBlue Kingdom Voting_barDeepBlue Kingdom Vote_rcap 
May 2024
MonTueWedThuFriSatSun
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
CalendarCalendar
Social bookmarking
Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of Descendant Of The DeathMaster on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of Descendant Of The DeathMaster on your social bookmarking website
Pencarian
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search
Poll
Siapa Male Chara Favoritmu?
Ari
DeepBlue Kingdom Vote_lcap0%DeepBlue Kingdom Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Tasuku
DeepBlue Kingdom Vote_lcap50%DeepBlue Kingdom Vote_rcap
 50% [ 1 ]
Ryo
DeepBlue Kingdom Vote_lcap50%DeepBlue Kingdom Vote_rcap
 50% [ 1 ]
Stats The Origin
DeepBlue Kingdom Vote_lcap0%DeepBlue Kingdom Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Others
DeepBlue Kingdom Vote_lcap0%DeepBlue Kingdom Vote_rcap
 0% [ 0 ]
Total Suara : 2

 

 DeepBlue Kingdom

Go down 
PengirimMessage
Shirotabi




Jumlah posting : 6
Power : 11
Blood You Give Me : 1
Join date : 22.07.13
Age : 34
Lokasi : ciputat tangsel

DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom EmptyTue Jul 23, 2013 5:13 am

DeepBlue Kingdom
By : Shirotabi


DeepBlue Kingdom Images?q=tbn:ANd9GcQ5iOB1AwMtYFX1btuUrlAQTvsksA8IbUFVKx8Wxg1PpfxAR7Upfw
Ku harus berlari, lari dan lari... tidak boleh mati sekarang. aku harus melindungi keluargaku ini, demi mereka dan diriku sendiri, aku harus bertahan.

api berkobar di setiap sudut dan kami terperangkap di reruntuhan rumah yang terbakar. aku sangat mencemaskan keluargaku yang aku bawa bersamaku, mereka harus kuselamatkan, ya minimal mereka harus selamat.

orang-orang itu...mereka benar-benar kejam, bisanya mereka menyerang tanpa pandang bulu orang tak bersalahpun dikorbankan.

"Sial..." hanya itu yang bisa ku ucapkan pada diriku sendiri saat aku tersudut dengan badan penuh luka sperti ini. aku berharap ada keajaiban... tiba-tiba berdiri didepanku seorang pria yang sangat menyeramkan, menyeringai memperlihatkan taringnya "oh tidak, habislah kita" aku panik, keluargaku sudah tidak dapat berlari jauh lagi dengan keadaan yang seperti ini. saat pikiranku kalut, mataku melihat ada sebuah karung yang sudah rusak berisikan pasir. kugenggam pasir itu lalu kulempar kearah mata pria itu.. saat dia kesakitan akupun menyuruh semuanya lari  "cepat lari....!!!"
Kembali Ke Atas Go down
Shirotabi




Jumlah posting : 6
Power : 11
Blood You Give Me : 1
Join date : 22.07.13
Age : 34
Lokasi : ciputat tangsel

DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: Re: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom EmptyTue Jul 23, 2013 5:21 am

DeepBlue Kingdom Images?q=tbn:ANd9GcT1NH10e2nt5z-yCQq3yctcpxqbJDNcjuBkNgq_mRbTiKUABkij

Hari ini keadaan makin gawat, dimana-mana semua kacau! Aku mengkhawatirkan keluarga dan teman-temanku yang terancam bahaya bila dibiarkan berada di tengah-tengah kekacauan ini.

Pikiranku sangat kacau "bagaimana ini?"

Tiba-tiba di depanku dan keluargaku muncul sosok pria yang membawa senjata seperti meriam di tangannya, sambil menatap kami yang telah lelah berlari dia tersenyum sinis.

"matilah kalian HAHAHAHAHA....."

Sebelum pria itu menembakan senjatanya tiba-tiba dari arah atas kami terpancar cahaya yang sangat menyilaukan. Pandanganku benar-benar terhalang oleh cahaya itu lalu aku mendengar suara lembut yang berasal dari cahaya tersebut "kalian akan baik-baik saja...." Dalam keadaan setengah sadar aku sempat melihat sesosok wanita cantik yang tidak asing bagiku di dalam cahaya tersebut, sebelum sempat ku memikirkannya akupun tidak sadarkan diri.

****

Saat ku membuka mata... kepalaku terasa sangat pusing, pergelangan tangan ku serasa nyeri karena luka yang ku dapati saat melarikan diri tadi. Saat aku coba mengingat-ingat kembali kejadian itu tanpa kusadari aku tidak sendirian di ruangan itu.

"kau baik-Baik saja Lia...?" cemasnya. Saat aku melihat kearah suara itu, aku melihat seorang waita yang ku kenal "Ka Lisa??!!" diriku sedikit terkejut mengetahui ka Lisa ada di sampingku.

Ka Lisa adalah seorang wanita yang perkasa dengan gayanya yg khas, lembut namun tegas, co-cok dengan penampilannya yang sedikit agak tomboy berambut cokelat seperti lelaki dengan poni yang agak menutupi sebelah matanya. "Syukurlah kau baik-baik saja... kami sempat berfikir sudah terlambat untuk menyelamatkan mu..." kepalaku masih berputar-putar memikirkan hal mengerikan yang telah terjadi "tadi bukankah aku sedang bersama keluargaku? Dimana mereka? Mereka baik-baik saja kan?" diriku dirasuki kepanikan yang tidak bisa ku tahan karena aku tidak mau keluargaku celaka

Dengan wajah yang tenang ka Lisa mengusap kepalaku "mereka baik-baik saja dan kini ada di-ruang sebelah...kau berbaringlah dlu disini sampai kau pulih... Toru sangat mencemaskanmu, kau tau itu?" Ka Lisa melirik kearah kiriku dengan sedikit senyuman yang samar.

Aku dapati seorang pria dengan rambutnya yang coklat gelap berkulit putih sedang tertidur sangat lelap disamping ku."Toru.... Apakah sudah lama dia berada disini?"  

"Sejak kau tiba disini higga saat ini dia tidak pernah beranjak dari ruangan ini." Ka Lisa terse-nyum. Lalu aku teringat akan kejadian yang menimpaku, aku telah di selamatkan oleh seorang wanita yang aku kenal..."lalu..Putri? mana Putri? Saat cahaya itu muncul, aku melihat sosok putri di dalam ca-haya itu... wanita itu benar Putri kan?!" mulutku tidak dapat berhenti, rasanya seperti orang kerasukan saja "iya itu Putri... dia telah mengelilingi tempat ini dengan pelindung...untuk saat ini kita aman disini." Ka Lisa mencoba menenangkanku agar aku tidak terus panic, yah dan itu berhasil.

Aku pun mencoba untuk bangun walau sedikit terasa nyeri di lengan ku. Ku melihat kearah luar jendela yang ada di belakang Ka Lisa. Dibalik jendela itu aku melihat langit biru tang sangat jernih den-gan beberapa bulatan-bulatan awal yang menghiasinya... juga suara kicauan burung yang sedang berki-cau gembira diluar sana "Tempat ini... apakah mungkin... DeepBlue???"

"ya, kau berada di DeepBlue...tempat dimana kami tinggal..." Lisa mengatakannya dengan se-nyumannya yang sangat lembut.

Saat mendengar kata-katanya itu tidak terasa air mataku mengalir...tangan ku spontan menutup mulutku yang terbuka karena terkejut.. perasaan sangat bahagia mendengar diriku berada di tempat yang selama ini ingin ku datangi menyelimuti dadaku sampai-sampai terasa sesak didada hingga tidak dapat kutahan air mata ini.

"Aku.. Aku.. Aku bisa ke DeepBlue. Aku bisa kesini.... Aku ingin bertemu kalian... hiks.. aku.. aku... aku sedang tidak bermimpi kan?"Aku sedikit berteriak saat mengucapkannya sehingga membangunkan Toru yang saat itu sedang tertidur."Lia.. Kau sudah sadar?" Toru mendekatiku dan menggenggam tangan ku "Toru... maaf aku telah membuat mu cemas..."Sambil menahan tangisanku aku tersenyum padanya untuk meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

“Aku senang kau baik-baik saja.. aku cemas sekali saat Putri memberitahu kami kalau pasukan Sarnax  dan Pixie menyerang Dunia mu… kami bergegas saat itu juga ke tempat mu, namun.. tempat itu telah menjadi lautan api…” Dengan tatapan sedikit sedih Toru menceritakan hal tersebut

“Saat kami putus asa, Putri merasakan Aura mu dan yang lain.. Tidak kusangka kau bisa bertahan menghindari mereka. Awalnya kami pasrah.. kami pikir.. kami telah kehilangan mu..” sambung Ka Lisa.

“Pixie.. mereka benar-benar membuktikan ucapannya.. dia ingin menghancurkan kita semua..” pikiran ku semakin  kacau saat mengucapkannya “Aku rasa yang di incar mereka masih sama..” jelas Toru “Pixie mengincar sesuatu?” Tanya ku bingung

“Iya, kau masih ingat dengan batu yang mirip dengan telur berwarna biru keemasan itu kan?” Tanya Toru kepadaku

Aku memutar otak ku untuk berfikir “Telur..? Telur yang mana?” aku bingung telur apa yang dimaksudkan Toru “Telur Energy…itu telur yang mereka incar.. kau ingat? Itu kita temukan di duniamu.. saat kita sadar batu itu akan menjadi incaran mereka, kita putuskan agar Putri yang menyimpannya..” jelas Ka Lisa padaku.

Aku mengingat-ingat kembali kejadian dulu saat aku  menemukan batu itu.. bntuknya sangat mirip dengan telur namun warnanya biru keemasan.. sangat mempesona siapapun yang melihatnya.. dan aku ingat dimana kami memutuskan menyimpan Batu itu “Di Negeri Awan Putih….” Kataku datar “ya….” Ka Lisa mengangguk pelan “iya aku ingat sekarang! Jadi mereka pikir aku masih memilikinya?” ku menengok kea rah Toru dan ka Lisa “ ada kemungkinan seperti itu..” jelas Toru padaku sambil menggenggam tanganku

“Kenapa aku lagi yang jadi sasaran sih….” Aku menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya, tambah lesu aku dibuatnya “hahaha.. itu tandanya kau mempunyai banyak penggemar…” Ka Lisa berbicara seperti itu dengan tawanya yang meledek ku.

“ itu bukan penggemar ka.. mana ada penggemar yang mau membunuh idolanya???” balasku dengan menggerutu “hahahha…” tawa Toru menggelegar melihatku merajuk seperti itu sangat menyebalkan “kau sudah sehat kalau bisa bersikap seperti ini haha…” ka Lisa pun berdiri  “baiklah.. aku akan melihat keadaan keluarga dan teman-teman mu dulu.. kalau kau sudah bisa berdiri, kalian keruang tengah ya.. “ jelas ka Lisa

Ka Lisa pun melangkah pergi maninggalkan ruangan ku.. dan tinggalah diruangan itu hanya aku dan Toru. Aku cukup gugup dengan suasana seperti ini, aku tidak bias berkata apa-apa karena aku sangat gugup berada di dekatnya.

“Akhirnya bisa bertemu juga..” dia tersenyum sambil menatapku “ha?” aku tidak mengerti maksudnya “sekian lama aku menunggu..” toru mendekatiku perlaha “sekarang kau sudah bisa berada disini.. Aku bisa bersamamu lagi.. aku tidak perlu lagi melihatmu dari jauh..” senyumannya sangat membuatku nyaman

Dengan berkata seperti itu tiba-tiba Toru memeluk ku sangat erat.. dekapannya sangat kuat dan hangat.. kehangatan yang selama ini ku rindukan. Kini ada di dekapanku.. “Toru..” pelukannya sangat erat membuatku sesak nafas “Aku senang kau disini..” Toru pun  melepaskan pelukannya, dan menatap mataku, akupun menatapnya, mata kami bertemu..kusentuh wajahnya… ku  genggam tangannya.. tangannya begitu kekar, besar dan hangat “Aku bisa menyentuhmu..” ku letakan tangannya di pipiku “Aku bisa merasakan tubuhmu..” selidik ku dengan terus memegang tangan dan wajahnya “Iya..” dengan senyum lembutnya dia meyakinkanku..“Aku juga bisa..” kata-kataku tidak kulanjutkan

Aku mendekati wajahnya…memandangi tiap senti lekuk wajahnya.. wajah yang selama ini aku nantikan…kupegang kedua pipinya… lalu kucubit kedua pipinya itu “Aku bisa sepuasnya mencubit pipimu yang Cabi ini ya Toru… hihihihi…” kucubit dan ku ledek dia “aw.. kau ini.. masih saja bisa-bisanya bercanda disaat seperti ini… dasar kau…” cemberut sambil memegangi pipinya yang merah karena kucubit

“haha... aku senang sekali .. akhirnya bisa melihatmu.. “ aku tersenyum “Aku juga..” senyum Tpru sambil membelai rambut ku, begitu nyaman.. belaian yang sangat ingin kurasakan “ayo antarkan aku..” pintaku pada nya dengan senyuman manja yang biasa ku perlihatkan padanya “Ayo, diruangan sebelah mereka beristirahat..”
Kembali Ke Atas Go down
Shirotabi




Jumlah posting : 6
Power : 11
Blood You Give Me : 1
Join date : 22.07.13
Age : 34
Lokasi : ciputat tangsel

DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: Re: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom EmptyWed Jul 24, 2013 7:57 pm

Toru pun membantu aku untuk berdiri, dengan perlahan aku berjalan di samping kanannya tanpa melepaskan ganggaman tangan Toru pada tangan ku.. tidak lama kami berjalan, sampailah disebuah pintu yang di baliknya ada keluarga dan teman-teman ku. Toru pun membukakan pintu untukku dan kami memasuki ruangan itu enga perlahan.. aku melihat ke sekeliling kamar.. ku melihat semua sudah sadarkan diri.. “Lia..!” suara yang tidak asing memanggilku “ibu..?!”

Ibuku berlari dan memelukku dengan erat.. dia merasa sangat lega kalau aku dalam keadaan hidup. Tidak lama ibu pun melepas pelukannya dariku “kamu tidak apa-apa kan Lia?” cemasnya “aku baik-baik saja bu… ibu sendiri bagaimana?” ku berusaha untuk tersenyum didepannya “Ibu baik sekali…” ibu tersenyum dengan lembut dengan sedikit air mata yang mengalir, aku tahu dia pasti sangat khawatir dan ketakutan

Lalu Lia melihat sekelilingnya dan mendapati keluarganya yang lengkap , kakak, ibu, sampai adiknya pun ada.. dan ada beberapa temannya semasa sekolah dulu berada diruangan yang sama “teman-teman kalian baik-baik saja kan?”

“Sudah tidak apa-apa Li..” salah satu temannku bernama Ida menjawab ku dengan senyumanya.

“ini sebenarnya dimana?” Tanya temanku yang lain bernama Mira

Dengan senyum dan tenang Aku pun menjawab pertanyaan temanku itu “kita semua berada di DeepBlue, tempat tinggal teman-temanku ini..kita aman disini”. aku melirik ke arah Toru yang berdiri tepat di samping kananku.

“tempat tinggal kita bagaimana Li??? Kejadian waktu itu hanya mimpi kan???” ida sangat khawatir terlihat jelas di wajahya saat mengucapkannya.

“anggap saja seperti itu… keadaan di tempat tinggal kalian sedang tidak memungkinkan untuk ditempati..” ka Wiliam menjawab mereka

Ka Wiliam adalah suami dari ka Lisa.. dia bertubuh gagah, tinggi putih dan mempunyai rambut berwana pirang panjang sampai pinggang. Wajahnya yang tampan akan seperti melihat pangeran yang sedang berada diluar istana, ditambah matanya yang biru benar-benar serasi dengan wajahnya yang tampan. Dia berdiri di dekat tempat tidur di dekat jendela yang berada di depanku, dan disampingnya tengah duduk ka Lisa yang sedang mendengarkan kami semua dan dia lalu menambahkan komentar dari ka Wiliam.

“untuk sementara waktu.. kalian semua akan tinggal disini sampai keadaan membaik. Kami berharap semua yang berada disini bisa tenang tanpa mencemaskan hal yang telah kalian alami…” jelas ka Lisa

“Keluargaku..bagaimana dengan keluargaku..?” ekspresi ida sangat sedih saat mengingat keluarganya.

Melihat kekhawatiran teman-temanku itu Toru pun angkat bicara “kami mohon maaf… karena kami tidak dapat menolong lebih banyak orang di waktu sesingkat itu…”

“Jangan cemas, biarpun mereka menangkap keluarga kalian, tetapi aku yakin mereka pasti masih hidup…” tambah ka Lisa

“itu benar, karena tidak ada untungnya bagi mereka menyandera orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan tujuan mereka” lanjut ka Wiliam.

Ka Wiliam keliru, mereka itu selalu menghalalkan segala cara agar tujuan mereka tercapai, bahkan menghancurkan seluruh dunia sekalipun mereka bisa melakukannya, aku mengenal betul siapa Pixie dan Sarnax. Mereka adalah hasil Clon diriku dan Toru, aku berdua sudah beberapa kali beradapan dengan mereka, wujud mereka benar-benar mirip dengan kami, namun sifat mereka berbeda 180 derajat, mungkin karena memang mereka sudah ditugaskan oleh pencipta mereka untuk menghabisi kami semua.

“tapi yang aku tahu, mereka selalu melakukan segala cara yang menurut mereka bisa meguntungkan” jelasku pada mereka

“Tapi kita juga tidak bisa gegabah Lia…kita harus mempunyai strategi yang bagus kalau tidak, kita semua bisa celaka” tegas toru dengan memegang pundak ku

“masalah ini kita lanjutkan nanti dengan yang lain, saat ini yang terpenting memulihkan kondisi kalian terlebih dahulu.” Jelas Ka Wiliam

Aku meyakinkan kalau diriku tidak apa-apa kepada mereka karena memang aku sudah tidak terluka parah, hanya beberapa memar yang berada di pergelangan tangan ku saja.

“Kau memang tidak apa-apa Lia, tapi lihatlah keluarga dan teman-teman mu yang lain..” tambah Ka Wiliam

Aku memperhatikan keadaan keluarga dan teman-temanku, raut wajah yang cemas dan ketakutan sangat jelas terpancar dari wajah mereka. Ya, aku tau karena mereka tidak terbiasa akan keadaan seperti ini.

“ kau, kita.. mungkin sudah tidak terlalu tertekan dengan kejadian seperti yang baru kau alami, tapi untuk mereka, itu merupakan hal yang mengerikan.” Jelas Ka Wiliam lagi

Setelah itu ka Lisa memotong pembicaraan kami, dan bersuara agak keras agar semuanya bisa mendengarkan perkataannya “baiklah.. karena hari makin siang, lebih baik kita makan bersama nanti.” Setelah itu dia berbicara kecil denganku, Toru dan Ka Wiliam “lebih baik kita bahas hal itu dilain tempat saja. Membicarakannya di tempat ini hanya akan membuat mereka tambah panik, jadi lebih baik membiarkan mereka tenang dengan ketidak tahuan mereka”

Ka Lisa melangkah meninggalkan Ruangan kami dan sebelum melangkah jauh dia berkata lagi kepada kami semua dengan ramah “Jika makanan sudah siap aku akan memberitahu dan segeralah keruang makan..” dengan senyum manisnya dia melangkah pergi, dan disusul oleh Ka Wiliam dibelakangnya.

“yang dikatakan Lisa dan Wiliam ada benarnya, nanti kita bahas hal ini bersama yang lain, sekarang ikut aku ke ruang sebelah”

Toru menarik ku dan berjalan menuju ke ruang sebelah, aku bingung memangnya ada siapa lagi di ruangan sebelah? Keluargaku dan temanku semua sudah ada diruangan yang tadi. Aku jalan sambil terheran-heran dan memutar otak siapa lagi yang ada disana?

Setibanya di depan sebuah pintu berwarna biru tua, tangan Toru pun meraih pegangan pintu yang seperti bola ping-pong dan memutarnya. Perlahan pun pintu terbuka toru pun melangkah masuk dan kuikuti dari belakang, mataku berputar mengelilingi seisi ruangan dan berusaha melihat orang-orang terhalangi oleh tubuh Toru.

Belum jelas apa aku mengenali beberapa orang yang aku lihat tiba-tiba ada yang memanggilku “Ka Lia???” aku menoleh ke samping kananku mencari sumber suara yang tidak asing itu “Mark?? Kau ada disini? Kenapa bisa?” belum aku sempat bernafas dia kembali bertanya padaku dengan ekspresi kebingungan yang sama denganku “ lho, kakak sendiri kenapa bisa ada disini juga?” ku menenangkan diriku sesaat untuk berbicara padanya “ aku ditolong oleh teman-temanku ini” ku alihkan pandanganku ke wajah Toru dan kembali menatap Mark “apa ada yang terluka?” Mark dengan santai menunjukan beberapa luka memar yang ada di sikut dan kakinya “ tidak begitu banyak…tapi kak, kenapa teman-teman gamer kita bisa ada disini semua ya?” tambah lagi aku bingung dengan kata-katanya “maksudmu?” toru menunjuk arah depanku “coba lihat kedepan sana ada siapa? Pasti ada yang ka Lia kenal”

Ku melangkah maju beberapa langkah kedepan Toru ku mulai mencari-cari sosok yang aku mungkin kenal. Disana ada Relana yang sedang berkumpul dengan orang-orang yang tampak tidak asing untuk ku “ lho.. kalian… kenapa semuanya disini?” aku tambah kaget lagi, semua teman game ku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu persatu ada didepan mataku, padahal tempat tinggal kami itu semua berbeda pulau. “Lia?” teman I heran keberadaan ku di depannya, lalu ku disambut oleh Relena “kau sudah dating Lia..” seperti biasa dia menyambutku dengan senyumannya.

Teman II langsung angkat bicara saat mengetahui aku ada disini “jadi ini hanya kebetulan? rasanya terlalu kebetulan kalau semuanya disni” aku mulai mengerti yang diucapkan olehnya, semua teman game ku berkumpul, mereka pasti merasa aneh, belum selesai ku berfikir ada yang mendekatiku “ adek?” ya tuhan… itu ka Ken kekasih di duniaku… lalu ka ken membelaiku dengan rasa khawatir “Aku tidak apa-apa kak” ucapanku dingin sekali kepadanya “eheeem” tiba-tiba toru terbatuk dibelakangku, aku tau dia sengaja, situasi ini sangat tidak baik… toru pasti akan cemburu, aku harus fokus dan berbicara kembali “Maaf kak Ken, maaf semuanya… karena akulah kalian jadi ikut terlibat dalam musibah ini” aku menundukan wajahku karena aku merasa bersalah sekali “karena aku, kalian jadi ikut menanggung semuanya”

“kamu bicara apa si dek?” ka Ken heran “kita tidak menyalahkanmu ko, Relena sudah menceritakan cukup banyak pada kami disini” Relena yang mendengarkan hanya mengedipkan sebelah matanya padaku

“Berkat kejadian ni juga kita bisa bertemu kan? Nikmati saja hikmahnya” teman 3 dengan senyumnya dia melirik ke arahku, temanku ini memang wanita yang sangat perhatian dan baik hati. banyak yang berkomentar baik dan menganggap ini sebagai anugrah tersendiri karena bisa berkumpul seperti ini dalam kondisi normal sangatlah sulit, bisa bercanda dengan mereka seperti ini sangat membuatku senang, namun saat semua sedang bahagia, aku mendapati beberapa sosok orang yang tidak kusukai, tiga orang pria dengan perawakan yang berbeda satu sama lain

“kenapa mereka bisa ikut kesini Relena?” relena langsung menatapku dengan bingung “siapa yang kau maksud?” dengan geram aku berkata dengan sedikit berteriak agar semua yang ada diruangan itu mendengarkan yang akan kuucapkan “ beberapa orang yang tidak layak kalian selamatkan!!!” mataku terus menatap ketiga orang itu “mereka itu pantasnya mati ditangan orang-otang itu!!!”

Toru yang melihatku begitu marah langsug memegangi pundaku “tenaglah Lia” ku langsung menatap Toru dengan marah “aku tidak suka mereka ada disini bersama teman-temanku!!” Relana pun berdiri dan menatap mengelilingi ruangan mencari orang yang ku maksud “ siapa yang kau maksud lia?” aku langsung menunjuk ketiga pria yang berada di pojokan ruangan yang mungkin dirinya sudah sadar aku membicarakan diri mereka “ketiga orang itu tidak pantas hidup”

Amarahku sangat memuncak, entah karena termakan rasa dendam atau karena kerasukan setan “mereka itu Leo, Wisnu dan Mora” ku ambil nafas dalam-dalam dan melanjutkan kembali kata-kataku “kenapa mereka diselamatkan?” lalu temanku yang tahu nama ketiga orag itu langsung menyerang mereka dengan kata-kata kasar “ harusnya orang seperti mereka diberi pelajaran” kata salah satunya dengan tatapan mencemo’oh

“kita semua tidak sadar ternyata ada beberapa orang yang tidak punya hati disini” lanjut teman lainnya.“jahat sekali kalian kepada Tabi selama ini” mereka menyerang ketiga orang itu terus menerus, lalu Leo pun angkat bicara “itu sudah berlalu kenapa masih saja di ungkit-ungkit?” dengan santai Leo bicara seperti itu membuatku tambah marah, dia bilang masa lalu? Jadi dengan mudah bisa dilupakan? Apalagi dengan apa yang telah mereka lakukan terhadap karakterku didalam game permainanku? merampokku, membuangku, mempermainkanku.

Wisnu saat itu terlihat sangat pucat pasi, mungkin dia ketakutan takut dipukuli oleh teman-temanku disini “aku minta maaf padamu Lia, benar-benar minta maaf atas kejadian yang dulu, aku kan sudah katakan hal yang sebenarnya padamu” aku tidak akan pernah mau percaya lagi dengan kata-kata mereka, tidak satupun, hatiku sudah terlanjur sakit “aku sudah tidak mau mendengarkan apapun dari kalian..”

“ya sudah, daripada kita ribut seperti ini tidak ada akhirnya, bagaimana kalau kita hakimi saja mereka disini, biar Lia Puas..” salah satu temanku berkata lantang pada semuanya, aku berfikir setuju dengannya, agar mereka merasakan sakitnya hati yang kurasakan.

“Tunggu dulu….” Relena tiba-tiba menyela pembicaraan temanku dan berjalan ke tengah ruangan, dengan matanya yang tegas dia melanjutkan kata-katanya “Tidak ada yang boleh berbuat gaduh disini, masalah Lia dengan mereka cukup Lia saja yang selesaikan” semua menatap Relena dengan serius begitu pula denganku

“jika kalian juga turun tangan itu sama saja kalian pecundang seperti mereka” lanjut Relena. Aku yang masih keras kepala masih terus menentang Relena “Lalu kenapa mereka bias disini?” relena hanya menatapku dan mulai mendekatiku perlahan “aku juga tidak tahu, mereka ini Putri yang selamatkan… jika kau mau tau jawabanya..” relena telah sampai di depanku hanya berjarak beberapa cm dan memandang mataku dalam-dalam “ kau bisa tanyakan sendiri hal ini kepadanya” dan relana pun kembali ketengah ruangan

“Putri ya” aku bertekad akan menanyakannya itu harus “tapi aku yakin di dalam dirimu sudah tau jawabannya Lia, kau hanya perlu menyadarinya” relena meyakinkanku, aku tak mengerti maksud dari kata-katanya itu, aku menyelamatkan mereka? Tidak akan pernah ku lakukan..

“ sudahlah de, itu kan sudah lama tidak perlu di ingat-ingat lagi, untuk menyelamatkan orang tidak harus lihat perbuatan mereka di masa lalu kan?” ka Ken menceramahiku, yah memang seperti itulah dia, selalu lurus kedepan tanpa negative thinking.

“Lia yang ku kenal memang tidak bisa dengan mudah melupakan perbuatan-perbuatan disekitarnya, baik itu baik ataupun buruk…” Toru saat itu menatap tajam mata ka Ken, ka Ken pun menatap kembali tatapan mata itu. “Oh tidak.. ini tidak baik” pikirku, Toru adalah kekasihku disini, dan ka Leo adalah kekasihku di duniaku.. Toru pasti cemburu saat ini, aku tidak mau mereka bertengkar.

“cukup, hanya akulah yang tau seperti apa diriku, baiklah….” Aku menarik nafasku dan melanjutkan kalimatku “aku akan anggap kalau aku tidak pernah mengenal mereka selama disini, kurasa itu lebih baik” kataku datar dengan wajah serius

“ya, itu lebih baik daripada kau hanya mengurusi hal-hal yang tidak begitu penting dan tidak ada untungnya untukmu..” Relana merasa tenang dan memandangku seolah dia berkata “kerja bagus” didalam hatinya, tibalah seorang pelayan memasuki ruangan untuk memberitahukan bahwa hidangan makan siang sudah siap dan kami di antarkan ke ruang makan.

Kami memasuki ruang yang sangat luas, bisa menampung sekitar 100 orang disini dengan beberapa meja oval yang tersusun berbaris dengan bangku yang tertata rapih. Makanan sudah tersedia di atasnya… berbagai jenis makanan ada disana, aku rasa semua jenis makanan di dunia pasti dibuatnya mulai dari ayam bakar sampai cumi bakar ada. Kami mengambil posisi kami masing-masing untuk memulai makan, lalu tiba-tiba ada yang masuk dan berteriak “Heiiii……..” itu Duo datang dengan melambaikan tangan, pria urakan dengan menggunakan pakaian yang seadanya walau terlihat rapih, dan rambutnya yang berwarna cokelat dating melambai menyeringai… itu khasnya sekali.

“kami telat ya?” dan itu Toma baru datang juga bersamaan dengan Duo “wah sudah siap semua…hai semua bagaimana kabar kalian?” dengan santai dia menyapa semua orang diruangan dengan gayanya yang ugal-ugalan, dan dipukul oleh ka Shin tepat dikepalanya “ aw…” rintih Duo “ kau ini, sopan sedikit kalau ada tamu” ka Shin pun mengacak-acak rambut Duo dengan nada meledek dan langsung duduk bergabung dengan yang lain.

“siang semua….” Nah itu meyling.. gadis yang sangat ceria dengan kepangan rambutnya yang membuat dia makin manis “ waaah.. makanan-makanan ini membuatku makin lapar saja..” tambahnya

“sebelum makan aku akan memberikan laporan dlu kepada smuanya” itu adalah Sora, gadis yang anggun sama dengan relena dan dia mendekati teman-teman DeepBlue “ wilayah utara, selatan, timur dan barat aman, tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Tadi aku dan meyling bertemu yang lain dijalan jadi sekalian kesini bersama” jelasnya dan dia pun duduk disamping meyling.

“kenapa untuk melihat situasi saja harus kita yang turun tangan sendiri sih?” gerutu yasha pada semuanya, dia juga tipe pemberontak sama seperti Duo tapi tidak dengan penampilannya, dia cukup rapih “bukankah bisa memerintahkan para prajurit saja?” celotehnya kesal

Mendengar keluhan yasha seperti itu membuat d iriku dan yang lain tertawa pelan lalu ka shiho membalaskan perkataannya itu dengan santai “lalu kalau ada p asien yang sedang sakit keras dan harus di operasi, apakah harus para suster yang mengoperasinya?” ledek ka shiho

Yasha yang hanya bisa menggerutu karena ucapan ka Shiho itu, akhirnya semua sudah lengkap duduk di tempat mereka masing-masing dengan hidangan yang tersedia terlihat sangat nikmat untuk di habiskan. Lalu ka Wiliam membuka acara makan siang dengan beberapa kata sambutan, setelah beberapa lama menyanta makanan itu semuanya di persilahkan kembali ke kamar mereka untuk beristirahat kembali. Saat aku mengikuti keluargaku dari belakang Sakura memanggilku dan akupun berbalik mendekatinya

“ada apa?” tanyaku padanya “ikutlah dengan kami, ada banyak hal yang akan kita bicarakan Lia” jelas sakura padaku “baiklah ini tugas pertamaku di dunia ini kan? Harap maklum kalau nanti aku gugup hehe” ku menyeringai kepadanya

***
Kembali Ke Atas Go down
Shirotabi




Jumlah posting : 6
Power : 11
Blood You Give Me : 1
Join date : 22.07.13
Age : 34
Lokasi : ciputat tangsel

DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: Re: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom EmptyThu Aug 01, 2013 7:04 am

kami berjalan menuju sebuah tangga yang ada di pojok ruangan, tangga itu menuju ke bawah tanah. ruangan itu sangat gelap, langkah d emi langkah saat memasuki ruangan itu suasananya sangat berubah. ruangan di atas sana terbuat dari tembok batu bata biasa yang dilapisi cat berwarna Cream dan hiasan-hiasan ruangan yang megah. saat masuk ke ruangan bawah tanah itu, ka Wiliam yang berada di paling depan membukakan pintu dan menyalakan lampu ruangan, terlihatlah suasana ruangan itu.

ku melangkah masuk dan ku lihat tembok-tembok yang terdiri dari besi atau baja entah apala apapun itu, didalam sana cukup lengkap dan tertata sangat rapih, mulai dari bangku-bangku berwarna merah yang di jejerkan melingkar seperti bentuk telur dengan tengahnya sebuah meja besar oval terbuat dari kaca. hiasan-hiasan yang tertempal di dinding sangatlah identik dengan militer, poto para prajurit, piagam yang tersusun rapi, lalu aku terpana saat pada satu foto besar yang ada di hadapanku, ini adalah foto mereka, teman-teman hikatodwu ku, semua sangat ceria di foto itu, sampai membuat rasa iri di dalam diriku, karena tidak ada aku difoto itu.

saat aku masih terpana oleh ruangan itu, ka Wiliam meminta kami untuk semua untuk duduk di bangku merah yang sudah tersedia, yang membuatu heran, jumlah bangku itu pas sekali dengan jumlah orang yang datang keruangan itu, yaitu 21 orang. yah tidak ku ambil pusing karena aku langung tahu jawabannya, ini adalah ruang rahasia milik kami, aku ada didalam daftar nama anggota hikatodwu, jadi pastinya satu kursi selama ini kosong tidak ada yang mengisinya.

ku menarik nafas dalam-dalam sambil melihat kearah semua teman organisasiku ini, saat semua sudah duduk di tempat masing-masing Relena mulai angkat bicara.

"baiklah..." melihat kesemua anggota " kita semua sudah tahu untuk apa kita berkumpul disini, dan sepertinya yang kita ketahui keadaan diluar sana sangat berbahaya. untuk sementara ini kita akan bergantian berpatroli melihat kondisi di tiap sisi perisai yang telah kita buat" jelasnya

semua mendengarkan perkataan Relena, kata demi kata yang diucapkan olehnya sangat jelas menggambarkan seberapa berbahayanya situasi saat ini, hatiku makin sakit sampai-sampai tidak bisa dapat ku sembunyikan lagi dari raut wajahku. aku benar-benar merasa sangat merepotkan, lalu tanpa berfikir apa-apa tubuhku bergerak sendiri dan tiba-tiba aku berdiri.

"maafkan aku, seandainya aku bisa melakukan hal yang bisa di andalkan, aku pasti bisa meringankan beban kalian semua, karena aku yang tidak bisa apa-apa selama ini, kini kalian semua yang harus menanggungnya " aku agak sedikit membungkukan tubuhku untuk memita maaf

semua melihat kearahku dengan tatapan terkejut lalu Toru pun menenangkan diriku dan memintaku untuk segera duduk kembali.

"bukan salah siapapun Lia, kita semua tau siapa dibalik kejadian ini dan bukan atas salahmu sendiri, ini menyangkut kita bersama" kata toru

"Toru benar" tegas ka Shin dan langsung mengambil alih pembicaraan "aku sudah diberitahu kejadiannya, ada kaitannya dengan Batu Enargi kan?" tanya ka shin

""iya" Relena meletakan kedua tangannya ke atas meja seperti sedang berdoa "dulu saat kita menyadari betapa berbahayanya benda itu, kita langsung memberikan batu itu kepada Putri untuk di sembunyikan" jelas Relena

semua jadi berisik mengeluarkan komentar mereka kepada masing-masing orang di sampingnya dengan perasaan cemas, aku tidak suka melihat kegaduhan ini langsing saja mulutku berteriak " BERHENTIII....." ku ambil nafas kembali "percuma kita panik seperti ini, asal batu itu tetap terjaga kerahasiaan tempatnya semua akan baik-baik saja, asal tidak ada satu orang pun diantara kita yang kelepasan bicara kepada mereka" dengan nada tinggi ku ucapkan kata-kata itu sambil menatap beberapa orang yang ku anggap bermulut besar.

"itu benar, karena hanya kita yang tau dimana batu itu disimpan maka akan baik-baik saja" ka Wiliam membenarkan

"lalu keadaan kita sekarang ini bukankah menjadi target mereka? karena mereka mengira kita masih memilikinya" jelas Yasha dengan lantang

"itu memang benar, karena itu kita harus memperkuat pertahanan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi" lanjut Relena

perdebatan terus berlanjut dari mulai batu energi sampai keselamatan keluarga ku dan teman-teman ku. tunggu dulu, teman-teman? aku baru teringat hal yang membuatku kesal dan ingin rasanya berteriak, aku tahan dengan berkata agak tegas

"bisakah kalian menjawab pertanyaanku?" melirik semuanya "kenapa bisa ada ka Leo, Wisnu dan Mora? orang-orang yang seharusnya pantas untuk mati?" gertak ku

aku menatap kearah Toru dia hanya terdiam, dan yang lainnya pun terdiam lalu aku melihat ke arah Relena dan dia pun menjawabnya "kalau kau ingin tau kenapa mereka diselamatkan... kau tanya saja pada Putri, aku rasa hanya dia yang bisa menjelaskan padamu" tatapan Relena seolah-olah menyuruhku untuk menahan diriku yang tidak tahu diri ini. ya tuhan...aku merasa bodoh sekali.. dalam kondisi yang serius begini aku masih saja memikirkan ego ku.

tiba-tiba saja terpancar cahaya silau di belakang tubuh Relena, cahaya yang sama dengan cahaya yang menyelamatkanku, dalam hitungan detik perlahan-lahan muncul sesosok wanita berkulit putih dengan mata yang biru, hidung mancung bibir tipis dan berwarna pink, rambut putih panjang terurai sepinggang mengenakan Dress putih yang sangat anggun, dia tampak seperti Bidadari dengan tambahan dua sayap putih dibelakang tubuhnya yang merentang dengan indahnya.

dia mulai menatapku dan berjalan menuju samping Relena mendekati Sakura yang ada tepat di depanku..dia menatapku dengan tatapan yang sangat datar "mereka selamat karena kau yang menginginkannya Lia..." dengan tersenyum dia memberitahukan hal yang tidak masuk akal, aku tidak pernah menginginkan mereka di selamatkan bahkan sampai ikut ke DeepBlue, aku lebih baik melihat mereka mati di depanku.

"itu tidak mungkin Putri, kau tau aku sangat benci mereka itu, mereka sudah menghianat kepercayaanku" tegasku padanya untuk menepis semua argumentasinya

"aku tau itu, dan yang aku tau...hati kecilmu yang memintaku untuk menyelamatkan mereka..." Putri menatapku dengan sangat dalam sampai aku merasa tatapannya seolah masuk kedalam pikiranku

"kau gadis baik Lia.." dengann berkata sambil tersenyum begitu dia membuatku tidak bisa bicara apapun juga, kata-kata Putri selalu saja seperti menghipnotisku hingga aku tidak pernah bisa untuk membalasnya. entah karena sosoknya yang seperti Bidadari atau karena sejak dulu perkataanya selalu benar.

"apakah Putri sudah mendapatkan petunjuk tentang Pixie dan Sarnax?" tanya ka Lisa menyela pembicaraanku

"aku belum mnemukan jejak mereka... mungkin mereka sama dengan kita, mulai emmpersiapkan dirinya untuk bertempur" jelas Putri

"tidak heran dengan apa yang akan mereka siapkan kalau melihat dari jumlah kita dan persenjataan yang kita punya, mereka juga pasti akan mencari senjata yang lebih" tambah ka Lisa

Putri berjalan perlahan memutari kamu dan berhenti tepat di belakangku, tangannya yang hangat menyentuh pundak ku, kulihat tangan lainnya yang bebas berayun-ayun ke arah depanku lalu terlihat bayangan di udara tepat di atas meja seperti gambar tiga dimensi, terlihat gambar istana yang megah bergaya kastil Kuno, ya itu adalah DeepBlue
Kembali Ke Atas Go down
Shirotabi




Jumlah posting : 6
Power : 11
Blood You Give Me : 1
Join date : 22.07.13
Age : 34
Lokasi : ciputat tangsel

DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: Re: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom EmptyThu Aug 01, 2013 7:05 am

"aku sudah memperkuat perisai di tiap sudut, ketahuilah perisai ini hanya akan melindungi kalian sementara saja, selebihnya tergantung diri kalian.." tangan Putri bergerak lagi seperti melambai dan gambar yang ada di depan kami berubah memperlihatkan sosok kami, anggota Hikatodwu dan pada akhirnya gambar itu memperlihatkan sosok diriku

"aku? ada apa denganku?" aku terheran-heran sendiri kenapa wajahku yang difokuskan oleh Putri "Lia..." Putri menyapaku dan aku melihat kearahnya "di dunia ini hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin" katanya

"aku suka ini" Yasha terkekeh melihat ekspresiku, lalu langsung saja tangan Ami melayang ke kepala Yasha "diam kau bodoh!" gertaknya.

"apa maksudnya ka Lia juga bisa menggunakan kekuatannya disini seperti kita semua?" Narisa berkata dengan ekspresi sangat senang berharap perkataan dia itu benar, senyuman diwajah Putri pun terlihat "itu bisa saja, asal Lia sendiri memang menginginkannya. namun ada beberapa hal yang harus Lia perhatikan" mendadak wajahnya terlihat serius di belakangku sehingga membuat yang lain pun ikut serius memperhatikanku bertanya-tanya apa yang akan erjadi denganku

"apa?" tanyaku datar

"bukan hanya aliran Positif yang bisa berkembang di dunia ni Lia, aliran energi Negatif pun bisa berkembang disini, jadi aku hanya bisa memngingatkanmu, sebisa mungkin bertahanlah pada energi Positif mu apapun yang terjadi" jelasnya datar

"energi negatif?" aku berfikir sejanak "energi negatif apa yang ada dalam diriku? aku merasa diriku baik-baik saja" aku berusaha meyakinkan Putri bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"setiap manusia memiliki sisi negatif Lia, walaupun kadang kita tidak menyadarinya karena sisi itu tidak selalu dapat menguasai seseorang" jelas Nokoru dengan gayanya yang santai duduk di kursi itu.

"yang harus kau pertahankan adalah dirimu sendiri" lagi-lagi Putri mengatakan hal yang yang tidak aku mengerti "tunggu dulu, aku tidak mengerti apa maksudmu Putri. seolah-olah didalam diriku seperti akan lahir seorang monster" teriak ku panik

"aku tidak bisa menjelaskannya lebih detail, yang jelas semua harus bekerja sama" tangan putri diletakan ke di pundak kanan ku dan pundak kiri Toru "kalian berdua bisa mengatasinya bersama" senyumnya sangat hangat terpancar sampai-sampai aku melirik ke arah Toru begitu juga dengan Toru, dari bawah meja tangan toru menggapai tanganku dan menggenggamnya.

"aku rasa sudah cukup untuk ku, aku harus pergi. Putri kecil sedang menungguku" dengan menundukan wajahnya perlahan-lahan sosok putri menghilang seperti bayangan yang hilang ditimpa cahaya.

Duo meletakkan tangannya di atas meja dan memangku wajahnya "So, ada yang mengerti maksud dari Putri barusan?" Toma pun menjawab pertanyaan Duo itu " aku rasa itu masalah pribadi Lia, kita bisa mengetahuinya kalau saatnya sudah tiba" tangannya dilipatkan ke dadanya.

aku yang merasa aneh asal saja bicara "apa wajahku seaneh itu ya?" semua pun tertawa saat kukatakan itu, aku ini memang sangat cocok menjadi badut kurasa "Yasha kalau ada monster di diriku tebas saja aku dengan pedang mu nanti ya" ku mencibir pada Yasha dan dibalas cibiran juga olehnya "dengan senang hati akan kulakukan hohoho" mengacungkan pedangnya, hei.. masih saja bawa pedang di dalam istana, bodohnya dia

"kalian ini seperti mavia yang bernegoisasi soal nyawa saja" ka Shiho melihat dengan tajam pada kami berdua " jahahahahaa Yasha itu tampang mesum bukan tampang mavia jahahahahahah" aku tertawa terbahak-bahak disusul yang lainpun tertawa denganku membuat Yasha kesal "Ku cincang Kau" cibirnya

aku berdiri kembali dan kembali meliat Foto teman-temanku ini, aku tersenyum melihatnya karena aku sangat senang mengetahui semua ini benar-benar nyata, lalu aku melihat Heero berdiri di sampingku ikut menatap foto itu.

"indah ya?" dengan mimik wajah datar yang biasanya "iya. seperti mimpi" jawabku sambil tersenyum "kini sudah nyata bagimu kan?" menatapku dengan seksama "yah, begitulah. apalagi saat aku ada di samping kalian" tanganku menggapai Foto itu karena tanganku agak licin akhirnya membuat foto itu terlepas dari tanganku, tapi saat aku kira foto itu akan jatuh ke lantai namun tiba-tiba foto itu berhenti tepat di atas mata kaki ku dan melayang kembali keudara lalu di ambil kembali oleh Heero

"WAAAAW..." teriakku kagum

semuanya melihat kearahku dengan kaget dan Heero pun berpaling padaku "kau masih saja ceroboh" sambil menghela nafasnya. lalu aku teringat kata-kata putri "aku harus mengembangkan energi positif kan?aku akan mulai dari hal yang barusan Heero lakukan" aku senang sekali mengetahui aku akan bisa belajar hal itu "ada yang mau mengajariku?" aku melirik kesemua orang yang ada diruangan itu lalu Yasha pun mendorong maju Toru kedepanku

"hei apa-apaan kau Yasha" dengan kerlingan matanya Yasha pun mengulangi kata-kata Putri "kalian berdua pasti bisa mengatasinya"

Ami tertawa kecil melihat kelakuan Yasha barusan yang disadarinya untuk menggodaku "Yasha benar, aku rasa kalau Toru yang mengajarimu pasti akan dengan mudah mengerti. jadi pasinya akan lebih cepat bisa hahahaha" ledek Ami lagi

"aku setuju dengan mereka ka Lia. kalian pasti bisa, kapan lagi kalian bisa melakukan hal bersama-sama ya kan?" Ogawa sangat bersemangat mengatakannya sampai membuatku termakan kata-katanya.

"baiklah, mohon bantuannya ya Toru Sensei" kataku sambil tersenyum pada Toru

***
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





DeepBlue Kingdom Empty
PostSubyek: Re: DeepBlue Kingdom   DeepBlue Kingdom Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
DeepBlue Kingdom
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Descendant Of The DeathMaster :: Giftbox-
Navigasi: